Praktisi: Medsos Gunakan Secara Bijak dan Tak Berlebihan

medsos

Ilustrasi media sosial. Foto: dok indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Praktisi literasi digital Hariqo Satria mengatakan, media sosial (Medsos) harus digunakan secara bijak dan tidak berlebihan. Salah satunya dengan membuat konten secara positif.

“Jangan pernah merasa bahwa kalau kita SMS/chatting-an itu adalah percakapan pribadi,” ujar Hariqo Satria dalam keterangan, Senin (25/7/2022).

Menurut dia, setiap percakapan di media sosial bisa dinilai publik, dengan cara screenshot. Orang bisa menilai dari percakapan, terlihat santun atau tidaknya.

“Jadi jangan mudah memberikan rahasia lewat DM/SMS atau media sosial lainnya,” jelasnya.

Hal yang sama diungkapkan Influencer Rofiatul Rofiah. Dia mengatakan, bahwa sifat seseorang bisa terlihat dari apa yang diposting di media sosial. “Behaviour ini akan menciptakan health kamu. Kesopanan ini lebih tinggi nilainya daripada kecerdasan,” katanya.

Kepribadian tersebut, menurut dia, meliputi akhlak, perilaku, etika dan moral yang bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Beberapa contoh behaviour yang baik di media sosial, di antaranya tidak menggunakan kalimat provokatif dan SARA.

“Buatlah konten yang bermanfaat dan jangan buat berita bohong. Jangan seenaknya membagikan artikel atau gambar yang ada hak ciptanya. Dan berikan komentar yang relevan jika ingin berkomentar di media sosial,” ujarnya.

Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00. Untuk itu Kementerian Kominfo memberikan pelatihan literasi digital. Salah satunya menyasar Kampus Institut Keislaman (INSTIKA) Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, Jawa Timur. (nas)

Exit mobile version