Penelitian Terbaru, Otak Pria Cenderung Lebih Tua daripada Wanita pada Usia yang Sama

otak manusia

Ilustrasi - Usia otak manusia. (news.sky.com)

INDOPOS.CO.ID – Temuan penelitian terbaru University College London (UCL) menyatakan pria cenderung memiliki otak yang lebih tua daripada wanita pada usia yang sama.

Menurut penelitian tersebut, orang yang memiliki jantung tidak sehat pada usia 36 tahun, otak mereka mengalami penyusutan lebih awal.

Studi University College London (UCL) itu juga menemukan bahwa kesehatan kardiovaskular yang buruk dapat menyebabkan usia otak lebih tua. Pria cenderung memiliki otak yang lebih tua daripada wanita pada usia yang sama.

Peserta yang mengikuti penelitian tersebut semuanya memiliki usia yang sama, tetapi ada variasi yang sangat luas dalam berapa usia model komputer yang diprediksi otak mereka.

Penelitian ini bisa menjadi indikator penting bagi orang-orang yang berisiko mengalami penurunan kognitif atau masalah terkait otak lainnya.

“Kami berharap teknik ini suatu hari nanti dapat menjadi alat yang berguna untuk mengidentifikasi orang-orang yang berisiko mengalami penuaan dini, sehingga mereka dapat menawarkan strategi pencegahan dini yang ditargetkan untuk meningkatkan kesehatan otak mereka,” kata Profesor Jonathan Schott, dari UCL Dementia Research Centre, Queen Square Institute of Neurology, seperti dikutip Sky News, Selasa (23/8/2022).

Peneliti menggunakan model berbasis Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk memperkirakan usia otak orang-orang yang mengambil bagian dalam studi Insight 46, yang didanai oleh badan amal Alzheimer’s Research United Kingdom (UK) tersebut.

Para peserta semuanya berusia antara 69 tahun dan 72 tahun, namun usia otak mereka bervariasi dari 46 tahun hingga 93 tahun.

Orang dengan kesehatan kardiovaskular yang lebih buruk pada usia 36 atau 69 tahun memiliki kesehatan otak yang lebih buruk pula.

Dr. Sarah Imarisio, Kepala Penelitian di Alzheimer’s Research UK, memuji penelitian ini karena membantu mengembangkan pemahaman yang lebih besar tentang hubungan kompleks antara berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan otak.

“Dengan menggunakan pembelajaran mesin, para peneliti dalam penelitian ini telah menemukan lebih banyak bukti bahwa kesehatan jantung yang lebih buruk di usia paruh baya dapat menyebabkan penyusutan otak yang lebih besar di kemudian hari. Kami sangat berterima kasih kepada kelompok individu yang berdedikasi yang telah berkontribusi untuk meneliti seluruh hidup mereka sehingga pekerjaan ini menjadi mungkin,” kata Imarisio.

Temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal medis The Lancet Health Longevity.

Para ilmuwan sebelumnya mengungkapkan perubahan otak terkait dengan emosi dalam kondisi misterius yang dijuluki “sindrom patah hati.”

Secara medis dikenal sebagai sindrom Takotsubo, biasanya disebabkan oleh stres fisik atau emosional, seperti kehilangan orang yang dicintai, yang mengarah ke bentuk gagal jantung akut mendadak yang diperkirakan mempengaruhi sekitar 5.000 orang di Inggris setiap tahun. (dam)

Exit mobile version