Soft Opening, SMC Jakarta Luncurkan Layanan Diagnostik “Sleep Test”

smc

Direktur Operasional SMC Jakarta, dr. Reza Aditya Digambiro, M.Kes., M.Ked(PA), Sp.PA, (tengah) sedang berbincang dengan dr. Radite Nusasenjaya, MKK, Sp.OK (kanan) dan Agency Director Prudential Indonesia, Achmad Chaeroni, yang menjadi pasien sleep test (kiri) di sela-sela acara Soft Opening SMC Jakarta di Pondok Kemangi Pluit, Jakarta Utara, belum lama ini.

INDOPOS.CO.ID – Ternyata kualitas tidur setiap orang benar-benar tidak boleh diabaikan. Banyak kecelakaan kerja, kecelakaan di jalan raya, dan kurangnya produktivitas di kantor disebabkan oleh penyakit gangguan tidur atau yang lebih dikenal dengan sebutan obstructive sleep apnea.

Direktur Operasional SMC Jakarta, dr. Reza Aditya Digambiro, M.Kes., M.Ked(PA), Sp.PA, menjelaskan mengenai layanan-layanan SMC Jakarta, termasuk tes diagnostik penyakit tidur (sleep test) kepada peserta seminar di Pondok Kemangi Pluit, Jakarta Utara, belum lama ini.

Penyakit gangguan tidur, di antaranya mendengkur, terengah-engah atau tersedak, bahkan beberapa kali berhenti bernapas saat tidur, juga bisa menjadi pemicu penyakit komorbid seperti stroke, aritmia jantung, jantung koroner, hipertensi, demensia, obesitas, dan lain sebagainya.

Sayangnya, jumlah penderita penyakit gangguan tidur tidaklah sedikit. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa jumlah penderita penyakit gangguan tidur skala ringan hingga berat di seluruh dunia hampir mencapai 1 miliar orang. Meski belum ada angka pasti, persentase jumlah penderita penyakit tersebut di Indonesia diyakini tidak kecil.

Oleh karena itu, seiring dengan acara soft opening yang digelar belum lama ini, Swedish Medical Center (SMC) Jakarta, klinik berkonsep layanan umum yang kini berubah menjadi layanan pengobatan preventif (preventive medicine), meluncurkan layanan tes diagnostik penyakit gangguan tidur (sleep test).

Direktur Operasional SMC Jakarta, dr. Reza Aditya Digambiro, M.Kes., M.Ked(PA), Sp.PA, mengatakan bahwa klinik yang berada di Gedung Amanyaak, Pluit Timur, Jakarta Utara, itu meluncurkan layanan sleep test untuk membantu pencegahan berkembangnya penyakit secara preventif atau pencegahan lebih dini.

“SMC Jakarta berubah konsep dari klinik umum menjadi klinik layanan pencegahan penyakit secara preventif karena memang di Indonesia belum ada. SMC bukan hanya merupakan klinik layanan preventive medicine yang pertama dan terlengkap di Jakarta, melainkan juga di Tanah Air,” katanya.

Sebagai klinik layanan pencegahan penyakit secara preventif, SMC Jakarta memiliki beberapa layanan seperti medical checkup, colon hydrotherapy, pap smear test, fertility therapy, ozone therapy, sports recovery massage, stress and anxiety consultation, dan masih banyak lagi, termasuk sleep test.

Masyarakat harus menyadari bahwa biaya pencegahan lebih murah ketimbang biaya pengobatan suatu penyakit. “Penyakit gangguan tidur, misalnya, itu sebetulnya juga berbahaya. Penderitanya bahkan bisa berhenti bernapas beberapa kali dalam satu jam ketika tidur dan itu sangat berbahaya,” ungkap dr. Radite Nusasenjaya, MKK, Sp.OK, salah satu dokter SMC Jakarta.

Agency Director Prudential Indonesia, Achmad Chaeroni yang menjadi pasien sleep test di SMC Jakarta, mengaku dirinya memang mendengkur kalau tidur. Tapi, ia baru tahu jika selama tidur sempat berhenti bernapas setelah menggunakan layanan sleep test dari SMC Jakarta. “Setelah diterapi, sekarang kualitas tidur saya menjadi lebih baik,” katanya.

Manajemen SMC Jakarta meyakini masyarakat Indonesia dengan penyakit gangguan tidur jumlahnya cukup banyak. Karena dampaknya amat fatal, klinik spesialis pencegahan penyakit itu mengimbau agar masyarakat bersedia melakukan sleep test lebih awal agar biaya yang dikeluarkan tidak lebih mahal. (ibs)

Exit mobile version