Endoskopi BESS, Solusi Terkini Atasi Saraf Kejepit

Endoskopi BESS, Solusi Terkini Atasi Saraf Kejepit - endoskopi - www.indopos.co.id

Endoskopi BESS, Sembuhkan Saraf Terjepit dengan Sayatan 7 mm.

INDOPOS.CO.ID – Salah satu penyebab menurunnya kualitas hidup adalah nyeri pada tulang belakang. Bahkan tidak sedikit yang mengalami kesulitan untuk melakukan pekerjaan harian.

Nyeri berkepanjangan yang disertai dengan gejala lainnya, bisa muncul akibat adanya masalah pada struktur tulang belakang, terutama bantalan tulang belakang (diskus intervertebralis). Kondisi yang terkait dengan masalah pada bantalan tulang adalah saraf terjepit atau dalam istilah medisnya hernia nucleus pulposus (HNP).

Selain nyeri, HNP juga menyebabkan gejala-gejala lain seperti kesemutan, kebas/baal yang menjalar hingga ke telapak tangan atau telapak kaki. Gangguan fungsi buang air kecil, buang air besar hingga kelumpuhan menjadi risiko terberat saraf kejepit bila tidak mendapatkan penanganan.

Gejala saraf kejepit ini memang tergantung pada lokasi jepitan saraf di tulang belakang. Bisa terjadi dari leher (saraf kejepit leher/HNP cervical), pinggang (saraf kejepit pinggang/HNP lumbal) dan hingga bokong.

Karakteristik gejala saraf kejepit lainnya adalah nyeri yang muncul biasanya terjadi di salah satu sisi tubuh, sebelah kiri saja atau sebelah kanan saja. Namun bisa terjadi di kedua sisi tubuh, bila tidak mendapatkan penanganan tepat.

Penyebab kondisi ini antara lain proses penuaan (degeneratif), cedera jatuh baik karena olahraga atau kecelakaan kendaraan bermotor, tumor, infeksi, bergesernya tulang belakang, kelainan derajat kelengkungan tulang belakang (misalnya scoliosis), dan lainnya.

BESS, Pengobatan Terkini Saraf Kejepit

“Kini seiring dengan kemajuan teknologi yang juga merambah dunia medis, sudah ada endoskopi tulang belakang yang dapat mengatasi saraf kejepit tanpa operasi terbuka seperti dulu,” jelas dr. Dimas Rahman Setiawan, Sp.BS.

Teknologi terbaru kini adalah Biportal Endoscopic Spinal Surgery (BESS) yang menjadi penyempurna dari metode endoskopi tulang belakang sebelumnya seperti PELD/PSLD.

Metode BESS ibaratnya menggunakan dua ‘pintu’ sebagai akses memasukkan alat yang membuat lapang pandang dokter menjadi lebih luas sehingga dapat mengakses lokasi tulang belakang lebih leluasa dari berbagai sisi saat mengatasi bantalan tulang belakang yang menonjol dan menjepit saraf tulang belakang. Singkatnya, BESS menghilangkan jepitan tersebut sehingga saraf tidak lagi terjepit dan gejala nyeri dan lainnya menjadi hilang

Selain itu, teknik ini mengandalkan kamera di akses pertama untuk melihat, dan probe satu lagi masuk di portal kedua sehingga dokter lebih mudah mengakses bantalan tulang yang bermasalah. Tentu hal ini memberikan manfaat tidak hanya pada dokter, tetapi juga pada pasien.

“Manfaat pada pasien, tentu proses pemulihannya lebih cepat, durasi tindakan juga lebih singkat, bekas luka sayatan hanya 7 mm (tidak mengganggu secara kosmetik), dan masalah nyeri pada tulang belakang cepat teratasi,” papar dr. Dimas.

Secara teknologi, tujuannya memang untuk membantu memperkecil risiko, meminimalisasi kerusakan struktur dan jaringan lain di tulang belakang.

”Jadi endoskopi BESS ini berprinsip pada teknik dekompresi, artinya membebaskan jepitan atau tekanan (kompresi) sehingga gejala terkait saraf kejepit dan risiko kelumpuhan dapat dihilangkan,” lanjut dokter spesialis bedah saraf yang sudah sering melakukan endoskopi BESS ini.

BESS juga memiliki kemampuan membebaskan jepitan tanpa mengganggu jaringan sekitarnya. Serta bisa mengatasi osteofit (bone spur/taji tulang) yang bisa menyebabkan nyeri tulang belakang saat bergerak atau beraktivitas. (srv)

Exit mobile version