Kenali Tanda dan Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak

ginjja;

Ilustrasi organ ginjal. Foto: Freepik

INDOPOS.CO.ID – Gagal ginjal akut misterius pada anak menimbulkan kekhawatiran di Indonesia. Setelah melewati investigasi dan penelitian, penyebab terjadinya gagal ginjal akut misterius ini mengarah pada keracunan bahan pelarut obat sirup.

Melihat masih banyaknya kekhawatiran para orang tua dan sekaligus sebagai pencegahan di masa mendatang, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi menggelar edukasi bertajuk ‘Kenali Gejala dan Penanganan Gagal Ginjal Akut Pada Anak’ di Jakarta, Rabu (16/10/2022).

Dokter Spesialis Anak dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Rizqi A Wicaksana Sp.A., mengatakan, ginjal yang utamanya sebagai organ ekskresi yang membuang sisa metabolisme di tubuh dan membantu memproduksi sel darah merah perlahan rusak karena adanya kandungan senyawa kimia berbahaya yang masuk ke tubuh.

Sebagai pemahaman dasar, dalam mengenali gejala-gagal ginjal pada anak adalah produksi urine kurang dari 1 mililiter per kilogram berat badan per jam selama 6 jam dan tentunya keluhan penyerta seperti demam, muntah, tidak nafsu makan dan lainnya.

“Jika ditemukan salah satu dari gejala tersebut, segera periksakan kepada faskes atau rumah sakit yang bisa melakukan pemeriksaan darah sederhana, seperti ureum, kreatinin dan urinalisis,” ujar dr. Rizqi melalui keterangan tertulis, Jumat (18/11/2022).

Dijelaskannya, konsumsi air putih turut membantu menurunkan risiko gagal ginjal akut. Urine yang baik adalah yang berwarna kuning jernih. Jika ditemukan urin berwarna lain ataupun berwarna merah darah menunjukkan pertanda bahwa ada masalah pada kesehatan tubuh.

Pada anak, laju filtrasi glomerulus (LFG) sering menjadi indikator utama dalam memantau fungsi ginjal, yaitu kecepatan filtrasi volume plasma melalui ginjal per unit waktu perluas permukaan tubuh. Pre-renal dan Post-renal. Normalnya, lebih besar atau sama dengan 100 persen. Jika ditemui di bawah atau sama dengan 60 persen, dokter akan melakukan tindakan atau pengobatan lanjutan atau bahkan dapat menegakkan diagnosa.

“Dengan tetap menerapkan pola hidup sehat pada anak, salah satunya dengan pencegahan, melalui cuci tangan secara berkelanjutan, istirahat yang cukup dan konsumsi makanan sehat, bersih dan bergizi. Perhatikan pula produksi urin anak, dan gunakan resep dokter yang terpercaya dari apotek resmi atau di rumah sakit,” sarannya. (rmn)

Exit mobile version