Perempuan dan Anak Populasi Kunci Akhiri Epidemi AIDS

hiv

UNAIDS Country Director Indonesia, Krittayawan Boonto (kiri), pada acara World AIDS Day 2022 Press Briefing 'Let’s Equalize, No Woman and Child Left Behind' di Gedung Tempo, Jumat (25/11/2022). Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Angka orang dengan human immunodeficiency virus (HIV) setiap tahun terus mengalami peningkatan. Data epidemiologi United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) mencatat, hingga tahun 2021 jumlah orang dengan HIV mencapai 38,4 juta jiwa.

Situasi epidemi pada kelompok perempuan dan anak menunjukkan angka yang memprihatinkan. Hal ini dibahas dalam World AIDS Day 2022 Press Briefing ‘Let’s Equalize, No Woman and Child Left Behind’ di Gedung Tempo, Jumat (25/11/2022).

Di Indonesia, terdapat sekitar 543,100 orang yang hidup dengan HIV dengan estimasi 27 ribu kasus infeksi baru di tahun 2021. Kasus infeksi baru ini sekitar 40 persen terjadi pada perempuan. Sementara lebih dari 51 persen terjadi pada kelompok remaja pada usia 15-24 tahun dan 12 persen infeksi baru pada anak.

Data menunjukkan hampir setengah dari kasus infeksi HIV baru pada anak, dipastikan berasal dari ibu yang tidak menerima terapi ARV. Padahal perempuan dan anak dengan HIV merupakan populasi kunci yang seharusnya menjadi prioritas untuk mengakhiri epidemi AIDS.

Sayangnya, mereka masih menghadapi berbagai tantangan untuk melakukan pengobatan. Pada ibu hamil dan menyusui alasan untuk menghentikan terapi karena adanya keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan, biaya, stigma dan diskriminasi dari lingkungan sekitar serta efek samping obat. Demikian juga bagi anak dan remaja, bukan hal yang mudah untuk mengakses layanan kesehatan.

Adanya keterbatasan obat khusus anak dan hambatan hukum seperti kebijakan persyaratan usia juga menjadi alasan sulitnya mendapatkan pengobatan. Belum lagi pengetahuan mengenai isu HIV serta kesehatan seksual dan reproduksi, stigma masyarakat dan kurangnya dukungan keluarga semakin menyulitkan mereka untuk bisa mengakses antiretroviral therapy.

Untuk merealisasikan epidemi AIDS pada 2030, semua orang harus meningkatkan upaya pencegahan, semua orang dengan hasil tes positif harus segera menjalani treatment ARV, semua orang yang sedang menjalani pengobatan harus disiplin untuk mencapai viraload tersupresi.

“Penguatan multi-sektoral menjadi penting untuk dilakukan agar mendapatkan dukungan yang cukup untuk program HIV. Negara juga harus prioritaskan pembiayaan program HIV. Dengan begitu, saya yakin bahwa kita semua dapat akhiri AIDS pada 2030,” ujar Krittayawan Boonto, UNAIDS Country Director Indonesia, pada acara World AIDS Day 2022 Press Briefing ‘Let’s Equalize, No Woman and Child Left Behind’ di Gedung Tempo, Jumat (25/11/2022).

UNAIDS dan mitra Global juga akan membentuk Aliansi Global Baru untuk akhiri AIDS pada anak serta kegiatan amal yang akan diresmikan pada 1 Desember 2022 di CGV Pacific Place, Jakarta. (rmn)

Exit mobile version