INDOPOS.CO.ID – Dunia digital dan perkembangannya saat ini memegang peran penting, karena segala sesuatu seperti belajar, bersosialisasi dan bermain dapat dilakukan melalui gawai (gadget).
Banyak manfaat yang dapat diperoleh, seperti mudahnya informasi dan akses untuk belajar. Namun sisi negatifnya banyak, seperti kejahatan, perundungan melalui daring, (cyber bullying), akses ke konten tidak sesuai usia dan sebagainya.
Prof Dr Juke R Siregar Psikolog mengemukakan, peran orang tua dalam menyikapi perkembangan teknologi di abad 21 ini menyebabkan berubahnya pola komunikasi dari tatap muka langsung ke tatap layar amat penting.
Orang tua harus mampu memahami tantangan akan adanya budaya kompetitif. Sehingga terjadi perubahan pola asuh, bahwa anak dan orangtua harus mengikuti tren.
Sekaligus perlu memahami masalah kini, anak sekarang lebih berkomunikasi dan mengenal dunia luar pada usia yang lebih dini, sehingga bisa terjadi penggunaan gawai yang berlebihan,
“Seperti screen addiction, gaming-gambling, mengisolasi diri/ menghindari hubungan sosial, Cyber bullying dan masalah pornografi,” kata Prof Dr Juke R Siregar dalam webinar yang diselenggarakan YPUI (Yayasan Psikologi Unggulan Indonesia), Jakarta, Jumat (20/1/2023).
Pembekalan pada orang tua juga perlu diberikan, agar secara sadar siap dan menerima tanggung jawab baru yaitu, mengedukasi dan memonitor penggunaan gawai pada anak.
“Orang tua harus menciptakan lingkungan yang aman dirumah, sehingga anak percaya, mau berbicara pada orangtua dan orangtuapun siap untuk mendengar,” tutur Juke R Siregar.
Orang tua harus mengikuti teknologi kekinian, mempunyai jaringan yang bisa membantunya untuk memahami. Selain itu, orang perlu meng install komputer sedemikian rupa sehingga bisa menghindari software yang berbahaya.
“Orangtua perlu menyadari bahwa anak masa kini adalah anak asli teknologi, yang sejak lahir sudah dikelingi teknologi,” ucap Juke.
Oleh karena itu, untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan kemajuan teknologi dan wellbeing anak yang terhindar dari ekses negatif penggunaan internet, maka orang tua perlu mengembangkan berpikir kritis pada anak.
“Jelaskan manfaat dan juga aspek negatif yang dapat terjadi, apa yang harus dihindari dan mengapa hal tersebut harus dihindari,” jelasnya.
Memonitor penggunaan internet tidak kalah oentingnya, perhatikan peletakan komputer yang aman di area rumah, sehingga mudah dimonitor penggunaannya.
Menjaga agar anak hanya mengakses program yang sesuai usianya. Penting juga membuat aturan waktu penggunaan internet.
“Mengimbau orang tua untuk mengatakan “Ya” pada teknologi, dengan menggunakan rumus Cinta. Contoh dari orang tua. Iklim keterbukaan. Nilai yang dikembangkan. Tanggung jawab. Asih apa pun bisa diatasi dengan kasih,” imbuhnya. (dan)