Sakit Kepala Berulang Kali, Kapan Harus Diwaspadai?

Sakit-Kepala

Ilustrasi - Sakit Kepala, Freepik

INDOPOS.CO.ID – Dokter Spesialis Saraf Siloam Hospitals Mampang, dr. Maria Ardelia Purwaningrum Sp.S., mengatakan, sakit kepala berdasarkan waktunya, dibagi menjadi dua, yaitu akut dan kronis.

“Untuk akut itu yang kurang dari tiga bulan, sedangkan kronis yaitu nyeri kepala yang terjadi lebih dari tiga bulan secara kontinyu,” kata dr. Maria, melalui edukasi pada akun Live Instagram Siloam Hospitals Mampang, di Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Sedangkan berdasarkan penyebabnya, sakit kepala dapat dibagi menjadi dua, yaitu sakit kepala primer dan sekunder. Kalau primer, umumnya tidak ditemukan adanya kelainan struktural, anatomi maupun metabolik.

“Contohnya sakit kepala tipe tegang, sakit kepala migren dan sakit kepala berkelompok,” katanya.

Sedangkan sakit kepala sekunder yaitu terjadinya sakit kepala akibat dari adanya kelainan struktural maupun penyakit lain yang mendasari. Contohnya infeksi, sakit gigi, pecah pembuluh darah otak, cedera kepala serta tumor.

Ia mengingatkan agar lebih waspada apabila setelah mengkonsumsi obat anti nyeri dan beristirahat, sakit kepala tidak kunjung membaik, melainkan intensitasnya justru berubah menjadi lebih berat hingga mengganggu aktifitas atau disertai gejala lain seperti demam atau kelelahan lainnya.

“Cara terbaik adalah segera melakukan konsultasi jika obat anti nyeri tidak mampu meredakan keluhan sakit kepala. Dari konsultasi ini keluhan pasien dapat dicari penyebabnya untuk dapat segera diatasi,” kata dr. Maria.

Menurutnya, dalam hal ini dokter akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik lengkap bahkan pada kasus tertentu akan dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang seperti CT scan maupun MRI.

Namun, sebaiknya pasien tidak perlu overthinking terhadap keluhan sakit kepala yang dirasakan, karena tidak semua sakit kepala berkelanjutan itu mengarah kepada kegawatan maupun keganasan.

“Rasa nyeri bersifat subyektif, sehingga sangat mungkin berbeda-beda gambaran rasa nyeri antara satu pasien dengan lainnya. Jadi diperlukan tanya jawab mendalam untuk memastikan apa saja penyebab nyeri kepala yang dirasakan oleh pasien,” jelas dr. Maria.

Sakit kepala berat yang mengarah ke stroke terutama stroke perdarahan sangat umum terjadi, namun biasanya disertai keluhan neurologik mendadak, seperti bicara pelo, mulut merot, lemah separuh badan, serta bisa berupa gangguan keseimbangan mendadak.

Mengenai korelasi pada penyakit stroke juga harus dipahami akan pentingnya golden period pada penanganan medis, terutama pada kasus stroke penyumbatan.

“Hindari paparan sinar matahari yang terik secara langsung dalam waktu yang lama, kelola stress, jangan terlalu lelah, konsumsi makanan bergizi, air putih dan tidur cukup serta hindari kafein berlebihan, alkohol dan rokok,” imbuhnya.

Adapun menjaga pola hidup sehat yang akan membantu dalam menghindari keluhan sakit kepala, apalagi yang berkepanjangan, karena penanganan sakit kepala tidak hanya berupa obat-obatan, namun juga menjaga lifestyle.(rmn)

Exit mobile version