INDOPOS.CO.ID – Sebagian warganet mengeluhkan penggunaan bot saat rebutan atau war tiket konser Coldplay belakangan ini. Hal tersebut dianggap merugikan orang lain dan kerap dimanfaatkan oleh calo.
Bot merupakan sebuah program kecil yang akan bertugas melakukan tugas sifatnya berulang atau repetisi. Dalam kasus war tiket Coldplay, bot bisa diprogram secara terus menerus mencoba mssuk ke website presale dan mengklik pada lokasi atau link tertentu.
Pakar keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengatakan, penggunaan bot dengan satu orang bisa mengoperasikan beberapa perangkat sekaligus.
Sehingga memiliki kesempatan untuk memenangkan tiket lebih besar, daripada jika satu orang hanya menggunakan satu perangkat.
“Mungkin karena aspek inilah penggunaan bot pada saat ada presale, dianggap sebagai suatu kecurangan karena satu orang bisa mendapatkan beberapa tiket sekaligus,” ujar Pratama melalui gawai, Jakarta, Senin (22/5/2023).
Tidak seperti antrean pemesanan tiket secara fisik, satu orang hanya akan mendapatkan satu tiket. Meski di dalam syarat dan ketentuan presale sendiri tidak diatur secara detail mengenai pelarangan penggunaan bot.
Penggunaan bot biasanya dipergunakan oleh para calo tiket untuk mendapatkan tiket yang dapat dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. “Hal ini, memang merugikan untuk calon pembeli tiket lainya,” kesal Pratama.
Di sisi lain, penggunaan bot dapat membahayakan keamanan data pribadi seseorang, jikalau program bot yang digunakan adalah didapat dari internet.
“Kita tidak tahu apakah ada malware atau ransomware yang ditempelkan ke bot tersebut yang malahan akan menyerang perangkat kita sendiri, mengunci file, serta mencuri data pribadi,” imbuhnya.
Penjualan tiket Coldplay secara presale digelar pada 17-18 Mei 2023. Sementara penjualan secara umum digelar 19 Mei 2023. Grup band asal Inggris itu bakal mengguncang Jakarta pada 15 November 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. (dan)