INDOPOS.CO.ID – Masih banyak masyarakat belum mengetahui penyakit aneurisma otak. Padahal kasus aneurisma otak akan membesar pelan-pelan dan bisa pecah.
Pernyataan tersebut diungkapkan Dokter ahli bedah Saraf Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Kelapa Gading dr. Mardjono Tjahjadi, Sp.BS, Subsp. N-Vas(K), PhD di Jakarta, Sabtu (9/9/2023).
Ia mengatakan, kasus aneurisma berbeda dengan stroke atau pendarahan lainnya. Sebab, aneurisma adalah pendarahan otak yang meluas.
“Aneurisma yang pecah, maka darah akan membanjiri otak,” katanya.
Ia menyebut, data the brain aneurysm foundation menyebut, 500 ribu kematian di dunia disebabkan oleh aneurisma. Atau 1 dari 2 kasus aneurisma menyebabkan kematian.
“15 persen kasus kematian karena belum ditangani oleh dokter,” katanya.
Ia mengungkapkan, dari kasus aneurisma 60 persen pasien tidak akan pulih seperti sediakala atau mengalami disabilitas.
“Kasus ini mematikan, tetapi aneurisma bisa dicegah sebelum pecah,” ungkapnya.
Menurut dia, ada empat faktor orang berisiko terkena aneurisma. Di antaranya: risiko merokok, memiliki riwayat darah tinggi, perempuan di atas 40 tahun.
“Risiko di atas harus dilakukan screening. Tujuannya untuk pencegahan,” ujarnya. (nas)