Perundungan Terus Berulang, Ini Saran Psikolog untuk Mengatasinya

Bullying

Ilustrasi aksi setop perundungan. Foto: Freepik

INDOPOS.CO.ID – Psikolog klinis dewasa lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Nirmala Ika Kusumaningrum berpandangan, pencegahan perundungan tidak melulu berbicara panduan, melainkan harus mengetahui sesuatu yang dicari perundung di balik tindakannya. Dengan demikian bakal membantunya mengurangi tindakan itu.

Hal tersebut seraya merespons kasus perundungan atau bullying di SMA Internasional BSD Serpong, Tangerang Selatan. Kasusnya masih ditangani Polres Tangerang Selatan (Tangsel).

Mengingat seorang perundung kerap ingin mendapat pengakuan, karena tak mendapat dukungan dari lingkungan keluarganya. Apalagi usia remaja emosinya tidak stabil.

“Tidak hanya edukasi bully itu tidak boleh, kita harus sasar. Apa yang sebenarnya dia cari, apa yang dibutuhkan sebenarnya,” kata Nirmala Ika melalui gawai, Jakarta, Sabtu (24/2/2024).

Maka harus lebih memahami keinginan dalam dirinya di balik perlakuan tersebut. Serta, dapat membuatkan tempat atau sarana untuk dapat mengalirkan bakat mereka.

“(Kita harus sasar) apa yang dia dapatkan dari tindakan bully? itu yang harus diperbaiki,” jelas Nirmala.

“Misalnya kayak tadi, sebenarnya dia itu butuh pengakuan bahwa dia hebat, berarti kita ajak dia untuk menyalurkan kebutuhan itu ke area lain untuk lebih produktif atau lebih positif,” tambahnya.

Selain itu, perundung melakukan tindakan tersebut mungkin karena merasa tak pernah dimiliki. Karenanya orang-orang terdekatnya dapat menjadikan suatu keadaan kembali lebih baik.

“Atau merasa tidak ada yang mencintai di dunia ini, berarti yang harus kita lakukan pulihkan. Bisa merasa mencintai, tanpa harus begitu (membully),” imbuhnya.

Salah satu pelaku perundungan merupakan anak seorang publik figure ternama. Bahkan masuk ke dalam jajaran geng yang tergabung dalam sekolahnya. Kasusnya menjadi buah bibir di media sosial sejak Senin (19/2/2024) kemarin.

Kejadian perundungan di lingkungan sekolan bukan lah yang pertama. Dewan Pengurus Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mencatat, pada September 2023 ada tiga kasus dugaan kekerasan yang melibatkan pelajar. (dan)

Exit mobile version