Penderita Patah Tulang Banyak Pantangan Makanan, Benarkah?

Penderita Patah Tulang Banyak Pantangan Makanan, Benarkah? - siloam - www.indopos.co.id

Ahli ortopedi Prof Dr. dr. Ismail Hadisoebroto (kiri) bersama dr. M Triadi Wijaya (kanan), memberikan keterangan pers, dalam media gathering Siloam Hospitals Mampang layanan ortopedi one-stop solution, di Jakarta Selatan, Kamis (14/3/2024). Foto: Dhika Alam Noor/INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Sebagian masyarakat masih mempercayai, bahwa banyak pantangan makanan terhadap penderita patah tulang. Namun, hal tersebut tak sepenuhnya benar. Justru asupan nutrisi berupa makanan tinggi protein maupun kalsium sangat dibutuhkan.

Ahli ortopedi Prof Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo mengatakan, tidak ada pantangan makanan khusus pada penderita patah tulang. Ia memaklumi masih ada anggapan keliru di tengah masyarakat terkait hal tersebut.

“Kalau di (pengobatan) patah tulang banyak pantangannya. Ngga boleh telur, ngga boleh ayam, ngga boleh ikan. Akhirnya malah ngga cepat sembuh,” kata Ismail Hadisoebroto Dilogo dalam media gathering Siloam Hospitals Mampang layanan ortopedi one – stop solution, Jakarta Selatan, Kamis (14/3/2024).

Sementara dari kaca mata medis, penderita patah tulang diperbolehkan mengkonsumsi makanan memiliki sumber protein yang baik. Seperti ikan, tempe dan tahu merupakan sumber protein nabati.

Termasuk ikan dori, salah satu manfaat protein dalam ikan tersebut untuk memperbaiki sel tubuh yang mengalami kerusakan.

“Kalau dari pandangan kami, protein dan kalsiumnya. Jadi protein ada dari ikan laut, dori, sayuran brokoli, tahu, tempe. Semuanya dianjutkan,” jelas Ismail Hadisoebroto.

Di sisi lain, ia tak melarang seseorang pergi ke pengobatan tradisional jika untuk sekedar meregangnya otot tegang atau membuat tubuh lebih rileks. Namun, bila mengalami patah tulang harus segera ke rumah sakit.

Operasi tidak selalu menjadi jalan keluar untuk penanganan patah tulang. Meski sebagian kasus harus diambil tindakan tersebut.

Paling penting, bukan hanya berhasil menyambungkan tulang yang patah melainkan tulangnya berfungsi kembali. “Intinya adalah bisa balik ke semula. Khususnya pada masyarakat Muslim, duduk di antara dua sujud,” imbuhnya. (dan)

Exit mobile version