Jurus Jitu Hindari FOMO, Begini Pesan Akademisi

Jurus Jitu Hindari FOMO, Begini Pesan Akademisi - medsos sosmed - www.indopos.co.id

Ilustrasi sosial media. Foto: dokumen INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Meskipun di bulan suci Ramadan, sebagian besar masyarakat akan cenderung memegang handphone dari pada Al Qur’an saat bangun sahur.

”Rasa cemas, takut ketinggalan informasi tentang sesuatu atau fear of missing out (FOMO), kini memang menjangkiti sebagian masyarakat,” ujar Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Deny Yudiantoro dalam acara daring, Senin (18/3/2024).

Padahal, menurut Dosen UIN Sayyid Ali Rahmatulah (SATU) Tulungagung ini, hal itu justru berpotensi memicu kecemasan yang berdampak negatif.

Deny menyarankan untuk tidak latah merespons berita viral. Biasakan untuk saring berita trending sebelum sharing. ”Ini penting, agar hidup kita selalu positif dan selalu kritis terhadap informasi di media sosial (medsos). Kalau tak butuh, sebaiknya batasi diri atas informasi di medsos,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Musisi Rio Alief Radhanta mencontohkan, kita terkadang kepo ketika tahu ada sebagian orang mampu nonton konser Taylor Swift di Singapura. Padahal, harga tiket termurah Rp 9 juta. Di sinilah perlunya kontrol dan pembatasan diri kalau tak mampu.

”Tidak usah memaksakan ambil pinjol atau jasa paylater untuk ikut nonton konser, yang buntutnya malah kita berkubang utang. Ingin FOMO, lalu maksain ikut tren, hidup kita malah berantakan,” terangnya.

Terkait FOMO, pada saat yang sama, Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar Darwin menyebut pentingnya peran guru dan orangtua saat siswa di sekolah maupun di rumah.

”Guru dan orangtua sangat penting hadir tepat waktu dan menjadi teman diskusi yang bisa mengarahkan secara bijak dan kritis saat anak mengakses informasi di medsos,” katanya. (nas)

Exit mobile version