Butuh Pemodelan Secara Epidemiologis Untuk Perkirakan Puncak Pandemi

Grafis Covid-19

data grafis kasus Covid-19 di Indonesia (Kemenkes)

INDOPOS.CO.ID – Peningkatan kasus Covid-19 dalam sepuluh hari terakhir harus menjadi peringatan bagi masyarakat. Karena peningkatan kasus cukup signifikan.

Pernyataan tersebut diungkapkan Juru Bicara Vaksinasi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi secara daring, Kamis (3/2/2022).

Ia menuturkan, dari peningkatan kasus tersebut maka secara epidemiologis bisa dipetakan pola hingga laju penularan kasus. Sehingga para pemangku kebijakan bisa menentukan kebijakan terkait penanganan Covid-19.

“Dari pola-pola tersebut (pola gelombang pertama, gelombang kedua), secara epidemiologis kita bisa menentukan puncak gelombang ketiga nanti. Apakah lebih tinggi dari gelombang pertama, kedua atau malah sebaliknya,” terangnya.

Dikatakan dia, secara kurva Epidemiolog, saat ini terjadi peningkatan kasus yang cukup signifikan. Kendati hal itu tidak bisa dikaitkan sebagai kejadian luar biasa.

“Kita tidak tahu perkembangan kasus ke depan. Bisa saja ini akan terus naik atau malah sebaliknya, kasus akan turun,” ucapnya.

“Pemodelan akan kami terus update, terutama pada penambahan kasus. Jadi data yang ada bisa memprediksi kasus 2 hingga 3 Minggu ke depan,” imbuhnya.

Secara nasional, dikatakan Nadia, keterisian rumah sakit (BOR) mencapai 16 persen. Sementara untuk DKI sendiri telah mencapai 50 persen.

“Ini berdasarkan ketersedian tempat perawatan, khususnya di DKI. Tempat perawan di DKI mencapai 21 ribu, tapi separuh-separuh sudah digunakan untuk non Covid-19,” terangnya.

“Yang mendapatkan perawatan di DKI mereka dengan gejala ringan. Dan ini akan jadi perhatian kami dengan mengimbau RS agar memberikan perawatan hanya kepada pasien bergejala sedang hingga berat,” imbuhnya.(nas)

Exit mobile version