INDOPOS.CO.ID – Pandemi telah memaksa migrasi kehidupan dari ruang fisik ke ruang digital. Demikian juga sektor industri hiburan, yang harus menggunakan teknologi digital.
“Perubahan teknologinya digital sangat dirasakan oleh film televisi, film serial di televisi. Demikian pula terhadap film-film teatrikal, dampaknya begitu luar biasa. Hal ini menuntut adaptasi yang cepat,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate, di Jakarta, Kamis (3/2/2022).
Ia menuturkan, disrupsi teknologi memberikan dampak yang begitu besar terhadap industri hiburan, khususnya industri perfilman. Untuk itu, menurut dia, para talenta industri hiburan harus mengembangkan diri, agar semakin cakap digital.
Ia menyebut, valuasi industri hiburan di tahun 2021 secara global tidak kurang dari USD2 Triliun dan tumbuh compound and world growth rate-nya sebesar 6,7 persen.
“Tinggi sekali. Di Indonesia pun demikian, tadi datanya disampaikan kepada saya bahwa di tahun 2021 yang lalu valuasinya sekitar USD10,7 miliar. Dan diproyeksikan pada tahun 2025 prognosisnya mencapai USD15 Miliar atau compound annual growth rate sekitar 8,7 persen,” bebernya.
Lebih jauh ia menyatakan, disrupsi teknologi juga berdampak terhadap produksi, pemasaran, dan distribusi sektor industri hiburan. Bahkan menurutnya saat ini, preferensi konsumen juga telah berubah.
“Dampak dari disrupsi ini menuntut juga berubahnya pola dan gaya marketing atau pemasaran tersendiri,” ungkapnya. (nas)