INDOPOS.CO.ID – Petisi “Pak Presiden 2022-2024 Bukan Waktunya Memindahkan Ibu Kota Negara” viral di dunia maya. Bahkan petisi tersebut sudah ditandatangani oleh puluhan ribu warganet.
Salah satu inisiator petisi “Pak Presiden 2022-2024 Bukan Waktunya Memindahkan Ibu Kota Negara” Prof Azyumardi Azra mengatakan, petisi muncul karena faktor kondisi keuangan negara. Bahwa APBN saat ini tengah defisit.
“Defisit APBN 2022 ini diprediksi Rp800 triliun. Dan ini harus ditutup dengan pinjaman modal dari luar negeri,” ujar Prof Azyumardi Azra secara daring, Selasa (8/2/2022).
Sementara, dikatakan dia, pinjaman Indonesia saat ini sudah mencapai Rp8.700 triliun untuk anggaran tiga tahun. Berangkat dari sana, secara finansial pemindahtanganan IKN baru sangat berat.
“Anggaran pembangunan hingga pemindahan IKN baru diperkirakan Rp500 triliun, bisa berkembang sampai Rp1.500 triliun,” bebernya.
“Jadi dari sudut keuangan pemindahan IKN baru sudah berat. Apalagi pandemi Covid-19 kasusnya naik lagi,” imbuhnya.
Lebih jauh ia mengungkapkan, dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan oleh masyarakat. Seperti angka kemiskinan bertambah, banyak pengangguran dan bantuan sosial (Bansos) tidak memadai.
“Sebaiknya anggaran fokus pada penanganan Covid-19 dan dampak pandemi. Kami setuju saja pemindahan IKN baru, tapi saat ini waktunya tidak tepat,” ungkapnya.
“Kalau ada dana ya untuk memitigasi baik sosial dan pendidikan. Karena pandemi sangat berdampak sekali terutama pada pendidikan dan sosial,” imbuhnya. (nas)