Mogok Produksi, Gakoptindo: UMKM Pembuat Tahu Tempe Tidak Sanggup Beli Kedelai

pedagang

Ilustrasi pedagang di pasar. Foto: dok Kementerian Perdagangan

INDOPOS.CO.ID – Rencananya produsen tahu dan tempe se-Jawa akan melakukan aksi mogok tiga hari ke depan. Produsen tahu dan tempe rumahan di Indonesia mayoritas usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

“Pekerja mereka itu suami, istri dan anak. Dan rata-rata mereka menebus kedelai 20 Kg per hari,” kata Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin secara daring, Sabtu (19/2/2022).

Mereka, dikatakan Syaifuddin, memproduksi tahu dan tempe dalam sehari dan didistribusikan untuk satu sehari. Lalu, mereka kembali menebus kedelai 20 Kg lagi, untuk memproduksi tahu dan tempe lagi.

“Keuntungan mereka paling Rp40 – 50 ribu, mereka gunakan untuk makan,” ungkapnya.

Dengan kenaikan harga kedelai tersebut, menurut dia, modal UMKM tahu dan tempe tidak mencukupi untuk membeli kedelai 20 Kg. Bahkan, terpaksa mereka harus menurunkan jumlah bahan baku untuk membuat tahu dan tempe.

“Harga kedelai naik, UMKM ini harus menurunkan belanja bahan baku dari 20 Kg, menjadi 19 Kg, 18 Kg sampai 15 Kg,” ungkapnya.

Ia menyebut, pada Desember 2021 lalu, harga kedelai Rp8.500 per Kilo. Dan saat ini harga sudah menyentuh Rp11.500 per Kilo.

“Ini (kenaikan) bikin UMKM marah, kami akan melakukan mogok produksi tempe dan tahu mulai 21, 22 dan 23 Februari mendatang,” bebernya. (nas)

Exit mobile version