Teror di Bandara Aminggaru Ilaga, DPR: Tindakan Tegas Teroris di Papua

boy rafli

Kepala BNPT Boy Rafli Amar kunjungi korban KKB Papua. Foto: Dokumen BNPT. Foto: Ist

INDOPOS.CO.ID – Kinerja aparat penegak hukum terkait penanganan terorisme di Papua harus dievaluasi. Sebab, mereka kembali melakukan aksis teror di Bandara Aminggaru, Ilaga, Papua.

Pernyataan tersebut diungkapkan Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono melalui gawai, Sabtu (19/2/2022). Ia mengutuk aksi teror yang menyebabkan salah satu petugas Tentara Nasional Indonesia (TNI) terluka.

“Ini harus evaluasi lagi. Senjata teroris ini dari mana? Kok bisa kebobolan lagi,” ungkapnya.

Menurut dia, evaluasi tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah dalam hal ini aparat penegak hukum sebagai pengguna anggaran. Sebab, alokasi anggaran untuk penanganan terorisme di Papua tidak sedikit.

“Kami bukan menuduh apa-apa? Evaluasi ini bentuk tanggung jawab mereka, kan anggaran untuk di sana sangat besar,” katanya.

Ia mengakui, salah satu kesulitan penanganan teroris di Papua, karena pelaku berada di tengah masyarakat sipil. Sehingga dalam penindakan harus tetap menjunjung azas kemanusiaan.

“Respon dan tindakan tegas itu wajib, tapi harus membedakan masyarakat sipil dan teroris. Karena masyarakat sipil ini tidak tahu apa-apa tentang kekacauan di sana,” terangnya.

Sebelumnya, operasional bandara Aminggaru, Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Sabtu (19/2/2022) ditutup sementara, setelah adanya gangguan KKB yang menembak anggota Kopasgat/Paskhas TNI-AU hingga seorang diantaranya terluka.

Dari laporan yang diterima saat kontak tembak terjadi di sekitar Bandara ada tiga pesawat yang siap mendarat, namun akibat gangguan keamanan ketiga pesawat kembali ke Bandara asal.

Tiga pesawat yang gagal mendarat di Bandara Aminggaru adalah pesawat Susi Air dari Nabire yang mengangkut penumpang dan dua pesawat cargo dari Timika yakni Reven Air dan Smart Air. (nas)

Exit mobile version