Soal Pelayanan Samsat Karawaci dan Bank Banten, Pengamat: Hal Ini Bikin Malu Gubernur

Pengamat

-

INDOPOS.CO.ID – Di penghujung masa jabatan Gubernur Banten Wahidin Halim dan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, ada hal memalukan dilalukan oleh lembaga penerima pajak daerah dan lembaga Perbankan Daerah Banten.Yaitu, Samsat (Sistem Adminiarsrsi Manunggal Satu Atap) Karawaci dan Bank Banten yang baru siuman dari dari kritisnya karena kesulitan likuiditas.

Seorang wanita Wajib Pajak (WP) di Kota Tangerang mekalu akun TikToknya mengeluhan pelayanan di gerai Samsat Lippo Karawaci yang tidak menerima pembayaran pajak melalui sistem elektronik.

Namun diharuskan membayar secara tunai, karena Bank Banten sebagai mitra Samsat tidak menyediakan layanan EDP (Electronic Data Capture).

Padahal, berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No.10/2016, salah satunya berisi arahan percepatan implementasi transaksi nontunai di seluruh Kementerian atau Lembaga (K/L) dan Pemerintahan Daerah.

Tak cuma Inpres, Kemendagri juga sudah menerbitkan Surat Edaran Mendagri No.910/1866/SJ tentang Implementasi Transaksi Nontunai pada Pemda Provinsi dan Surat Edaran Mendagri No.910/1867/SJ tentang Implementasi Transaksi Nontunai pada Pemda Kabupaten/Kota yang dipertegas dengan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) No.12/2019 Pasal 222 yang berisikan kewajiban Pemda untuk menerapkan sistem pemerintahan berbasis elektronik di bidang pengelolaan keuangan daerah.

Menyikapi persoalan ini, akademisi Universitas Islam (Unis) Syeh Yusuf, Tangerang, Adib Miftahul mengatakan,kebijakan Bank Banten yang tidak menyediakan layanan EDP atau elektrik dalam tarnskasi di Gerai Samsat Karawaci memalukan Gebernur Banten Wahidin Halim, karena akan menjadi tertawaan dari daerah lain.

Sebab, Banten yang berbatasan dengan Ibukota Negara masih menggunakan cara konvensional dalam transaksi keuangan.

“Hal seperti ini hanya bikin malu gubernur saja. Padahal WH (Wahidin Halim) menekankan bawahannya agar visioner, ada inovasi dan solutip,” kata Adi kepada indopos.coid, Minggu (27/2/2022).

Menurut Adib, Bank Banten yang sudah go publik sangat menyedihkan dalam pelayanan transaksi keuangan.

“ Menyedihkan sekalai pelayanan Samsat ini. Zaman sudah maju pesat, pelayanan kok seperti Indonesia belum merdeka. Terbukti tak ada inovasi. Bank Banten yang menjadi mitra juga payah, tak ada solusi selama ini,” cetusnya.

Adib menerangkan, recovery ekonomi bagi Pemrov Banten saat pandemi Covid 19, salah satu triggernya adalah pajak dan pendapatan.

“Jadi ketika pelayanan seperti ini, Samsat dan Bank Banten berarti tak berniat membantu Pemrov. Padahal Pemrov butuh PAD banyak untuk pembangunan,” tukasnya.

Seperti diberitakan INDOPOS.CO.ID, sebuah video TikTok soal keluhan terhadap pelayanan Samsat Karawaci viral di kalangan wartawan, Sabtu (26/2/2022).

Dalam video berdurasi 2 menit 50 detik yang diunggah oleh @kayapropety ini, seorang wanita tampak kesal dengan layanan Samsat Karawaci karena tidak bisa membayar pajak mobilnya gara-gara gerai SamSat Karawaci tidak melayani pembayaran digital alias cashless.

“Pertanyaan untuk Bapak Kepala SamSat Tangerang, tolong dijawab ya Pak. Kemarin saya jalan-jalan ke mall Karawaci ada gerai Samsat. Jadi saya teringat untuk membayar pajak kendaraan bermotor di sana,” kata perempuan yang ada dalam video tersebut.

Dia menyatakan ketika hendak membayar dengan menggunakan kartu kredit, petugas menolak dengan alasan gerainya tidak menerima kartu kredit. “Maka kemudian saya menyerahkan kartu debit, namun petugas menyatakan di gerai itu tidak ada mesin EDC (Electronic Data Capture) dan saya diminta mengambil dulu di ATM.

Padahal yang harus saya bayar jumlahnya 15 jutaan, kalau di jalan saya dirampok bagaimana? Saya heran ini pelayanan publik loh, mengapa tidak menyediakan pembayaran digital? Salon saya saja yang kecil dan hanya menerima pembayaran Rp 60 ribu menyediakan mesin EDC, OVO dan sebagainya,” keluh si wanita.

Sementara Direktur Operasional Bank Banten Denny Sorimulia Karim pihak yang dianggap paling bertanggungjawab dalam operasional Bank Banten ketika coba dikonfirmasi INDOPOS.CO.ID, memilih bungkam dan tidak merespon panggilan telepon yang dilakukan untuk dilakukan konfirmasi. Demikian juga, saat dikonfirmasi melalui pesan whatsapp juga tidak berbalas meski pesan yang dikirimkan sudah dibaca dengan dua tanda centang.(yas/wib)

Exit mobile version