Konflik Rusia-Ukraina, RI Diminta Belajar dari Turki Usmani

rusia

Konvoi amunisi menuju negara Ukraina. Foto: Twitter/@mblaszczak

INDOPOS.CO.ID – Pengamat Pertahanan dan Militer Robi Sugara meminta Indonesia banyak belajar terkait perang Rusia-Ukraina, yang pernah dilakukan Turki Usmani di masa lampau ketika merespon Perang Dunia I di Eropa pada 1914.

Turki Usmani kala itu sikapnya terbelah ke dalam tiga sikap. Sikap pertama, mendukung Prancis, Inggris Raya dan Rusia. Sikap kedua, mendukung Austria-Hungaria dan Jerman. Sikap ketiga, menginginkan netral dan tidak bersikap.

Ia melihat, akhirnya Turki Usmani memilih mendukung Austria-Hungaria dan Jerman. Dari situ, Turki yang saat itu Alat Utama Sistem Senjata Turki sangat lemah diberikan bantuan uang dan persenjataan dari Jerman karena dukungan tersebut.

“Tapi Austria-Hungaria dan Jerman akhirnya kalah pada peperangan itu pada 1918 dan tak lama setelah itu, Turki Usmani bubar kekaisaranya,” kata Robi dalam keteranganya, Senin (28/2/2022).

Turki harus jadi bahan pelajaran oleh pemerintah Indonesia. Indonesia masih memegang kebijakan politik luar negerinya non-blok alias tidak berpihak pada polarisasi politik terjadi di luar negeri, khususnya perang.

“Jadi Indonesia harus tetap netral dan berhati-hati untuk berkomunikasi,” ucap dosen Keamanan Internasional Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Maka itu, komunikasi politik kebijakan luar negeri Indonesia harus satu komando yang harus bersumber dari Presiden langsung.

“Jangan sikapnya berbeda-beda antara Presiden, kementrian luar negeri, kementrian politik dan HAM, dan kementrian pertahanan,” sarannya. (dan)

Exit mobile version