Kenaikan Harga Minyak Dunia akan Jadi Beban Berat Pemerintah

pengeboran minyak

ilustrasi pengeboran minyak ( dok Pertamina)

INDOPOS.CO.ID – Invasi Rusia ke Ukraina, menjadi pemicu melonjaknya harga minyak bumi dunia. Legislator PDI Perjuangan Dony Maryadi Oekon menegaskan, pemerintah harus bertindak secara transparan kepada masyarakat terkait isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG.

Sebab, situasi tersebut, menurut dia, bisa menjadi beban yang berat bagi Indonesia. “Pemerintah harus mengeluarkan dana untuk subsidi BBM. Dan ini beban yang sangat berat,” ujar Dony Maryadi Oekon dalam keterangan, Rabu (9/3/2022).

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini mengatakan, pemerintah dan Pertamina harus bisa menjelaskan kepada masyarakat mengenai situasi terkini. Selain itu, pemerintah harus menggencarkan fungsi kontrolnya terkait pergerakan harga BBM dan energi agar tidak terjadi permainan harga di masyarakat.

“Pemerintah juga harus melakukan fungsi kontrol harga. Jadi, beban BBM, beban energi terhadap produk yang mereka jual tidak besar,” katanya.

“Jika kenaikannya bertambah dari harga cuma naik 2 persen, ya sepantasnya naik cuma 2 persen. Jangan jadi 30 persen dari harga. Itu tidak pantas,” imbuhnya.

Komisi VII DPR RI, lanjut dia, akan terus mengawal pemerintah mengenai isu kenaikan harga tersebut. Agar tidak menjadi beban masyarakat dan menghindari efek domino kenaikan harga.

“Kami akan mempertanyakan dan melakukan evaluasi pemerintah terkait kenaikan harga,” tegasnya.

“Masalah kenaikan harga minyak ini sudah global, sudah mendunia. Jadi, memang kita sama-sama harus melihat bahwasanya ini (Ukraina-Rusia) harus berdamai supaya kita tidak terkena dampak,” imbuhnya.

Ia menuturkan, keterbatasan dalam ketersediaan energi yang berbasis fosil, pemerintah harus mendorong dan mengangkat sektor energi terbarukan sebagai sumber energi alternatif. (nas)

Exit mobile version