Harga Gula Melonjak Jelang Ramadan, Pemerintah Dinilai Lambat Antisipasi

Gula Pasir

Ilustrasi gula pasir. ( Ist)

INDOPOS.CO.ID – Harga komoditas gula menjelang bulan Ramadan 2022 terkerek naik. Pemerintah dalam hal ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) dinilai terlambat melakukan langkah antisipasi.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Abdul Wachid, pemerintah seharusnya sudah bisa memprediksi harga gula secara domestik dengan mengacu pada fenomena global.

“Memprediksi kan ada alat analisisnya, masa sekelas negara gak punya instrumen itu. Misal, pemerintah sudah bisa tahu kapan siklus panen tebu di dalam negeri,” kata Abdul Wachid dalam ketetangannya, Jakarta, Senin (21/3/2022).

“Kapan harga gula global stabil dan lain-lain. Ini kan kelihatannya gak dilakukan. Mendag Lambat antisipasi ini,” tambahnya.

Ia menilai, kenaikan harga gula tidak terlepas dari faktor supply dan stok. Supply dari sentra-sentra gula belum maksimal karena belum masuk masa panen. Ditambah lagi stok gula tahun 2021 kemarin tidak mencukupi.

“Jawa sebagai sentra gula belum masuk siklus panen. Adapun dua pabrik gula milik PTPN II di Medan yang sudah panen, itu tidak mencukupi kebutuhan gula nasional dan hanya cukup di daerahnya saja,” tutur Wachid.

Ia menambahkan, kenaikan harga gula jelang bulan suci Ramadhan karena faktor konsumsi yang meningkat tapi stok tidak memadai.

“Saya kira atau bisa jadi stok gula yang ada terserap banyak oleh industri makanan dan minuman (Mamin). Sehingga gula konsumsi rumah tangga tersedot oleh industri Mamin,” ucap Ketua DPD partai Gerindra Jawa Tengah (Jateng) itu.

“Seharusnya Pemerintah atur ini, jangan dibiarkan masyarakat terus menerima kenyataan pahit dengan menerima harga gula sangat tidak masuk akal jelang bulan suci Ramadhan ini,” sambungnya.

Harga gula pasir lokal saat ini mencapai Rp14.350, naik dari sebelumnya Rp14.200 per kilogram (kg). Sementara harga rata-rata gula pasir premium naik ke Rp15.550 per kg.(dan)

Exit mobile version