Penentuan 1 Ramadan dan Khazanah Kalender Nusantara, Ini Penjelasan MUI

ramadan

Acara penentuan 1 Ramadan secara daring. (Nasuha/ INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Marsudi Syuhud mengatakan, bahwa ilmu penentuan kalender sangat penting. Karena untuk menentukan kapan dimulainya ibadah Ramadan.

Perbedaan penetapan awal Ramadan, menurut dia, sudah menjadi hal biasa. Untuk itu harus disikapi dengan baik. “Kita sudah diajarkan bagaimana cara menyikapinya. Kemenag sampai hari ini selalu menyatukan perbedaan-perbedaan dalam penentuan Ramadan dengan diadakannya sidang itsbat,” ujar Marsudi Syuhud dalam acara daring, Kamis (24/3/2022).

Sementara itu, Sekjen MUI H Amirsyah Tambunan menuturkan, perbedaan dalam permasalahan pendekatan hisab dan rukyat itu sebuah keniscayaan, di satu sisi untuk memahami dan sebagai bentuk toleransi.

“1 Ramadannya sama, namun yang berbeda adalah tanggal penetapannya. Kajian ini sering dilakukan dan diharapkan untuk melengkapi kajian-kajian sebelumnya,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman (LPBKI) MUI Prof. Endang Soetari mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan-kegiatan yang membahas permasalahan hisab dan rukyat.

Potensi terjadinya perbedaan penentuan awal bulan Ramadan, menurut dia, terjadi karena kriteria penentuan awal bulan Ramadan berbeda-beda. “Alat bantu rukyat tidak terlalu membantu dalam menentukan hisab. Hisab sendiri mengalami perkembangan,” ujarnya.

“Semakin besar elonasi bulan akan terlihat, faktor pengganggu terlihatnya hilal adalah sinar senja matahari,” imbuhnya.

Hal yang sama diungkapkan Direktur Urais Binsar, Kemenag Adib. Ia mengapresiasi langkah para ulama terkait hisab dan rukyat. Bahwa, upaya yang dilakukan para ulama dan ilmuan tersebut merupakan bentuk ijtihad.

“Ini bentuk pelayanan terhadap umat dalam menentukan 1 Ramadan. Sidang isbat dilakukan oleh Kemenag untuk menentukan 1 Ramadan dan 1 Syawal,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Penemu Kalender Bahari Moch Ali Sodiqin mengatakan, bahwa penentuan awal bulan sangat berpengaruh untuk memprediksi munculnya ikan. Perbedaan kriteria sangat bepengaruh dalam perbedaan awal ibadah, varian kalender hijrah. Di antaranya adalah kalender hijrah nasional, kalender global, Jawa Madura, dan ormas.

“Apabila rukyat tidak terlihat, maka puasa akan bertepatan dengan kalender Jawa. Kalender Jawa merupakan bentuk Islamisasi Jawa, dengan menghilangkan bulan ke-12,” terangnya.

Dalam acara daring tersebut Ahli Falak Muhammadiyah Prof. Susiknan banyak mengulas model hisab dalam sudut pandang majelis tarjih Muhammadiyah. Sistem pemahaman keagamaan Muhamadiyyah di antaranya: wawasan (Tajdid, Toleransi, Keterbukaan, Tidak terafiliasi Madzhab). Lalu, sumber ajaran (Al-Quran dan Sunnah), pendekatan (Bayani, Burhani dan Irfani) dan prosedur/ teknis. (nas)

Exit mobile version