Larangan Berbicara saat Buka Puasa Bersama, Sosiolog Bilang Begini

Acara Bukber

Ilustrasi

INDOPOS.CO.ID – Sosiolog Tantan Hermansyah menilai, pernyataan larangan berbicara saat makan bersama pada acara buka puasa bersama hanya sepoyong-sepotong. Semestinya, menurut dia, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menjelaskannya secara lengkap.

“Kalau penjelasannya seperti itu, akan menimbulkan misinterpretasi di masyarakat,” ujarnya, secara daring, Rabu (30/3/2022).

Tantan menjelaskan, momentum buka puasa bersama tidak sekedar membatalkan ibadah puasa, namun juga ada urusan sosial di dalamnya. Dan itu merupakan wujud ekspresi sosial seperti kebersamaan hingga kelompok.

“Unsur kuat dalam buka puasa bersama itu ngobrol. Jadi saat makan ngobrol ini harus diingatkan berkali-kali,” katanya.

Tantan menyarankan agar ada desain khusus untuk makan bersama saat buka pusasa bersama. Karena, buka puasa tanpa ngobrol lebih baik buka puasa bersama secara daring (dalam jaringan).

“Jadi agar tidak kehilangan spirit sosialnya, spirit budayanya, sosialisasi penjelasan Satgas harus masif,” ungkapnya.

“Jangan sampai yang muncul kemudian persepsi masyarakat “masa buka puasa enggak ngobrol” ‘kan ini aneh,” imbuhnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmita mengatakan, buka puasa bersama oleh dilakukan dengan tetap menerapkan prokes secara ketat. Ia mengingatkan, agar masyarakat tidak berbicara saat melaakukan makan bersama. Karena bisa berpotensi terjadinya penularan Covid-19.

Namun, pernyataan tersebut kemudian ramai menjadi perbincangan warganet. Karena, menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda.(nas)

Exit mobile version