Dirikan Salat Tarawih Berharap Pengampunan di Bulan Suci Ramadan

tarawih

Ilustrasi salat tarawih. Foto: Dok Kemenag

INDOPOS.CO.ID – Ketua Bidang Halal dan Ekonomi Syariah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solahuddin Al Ayuib mengatakan, dua tahun terakhir umat Islam mengambil keringanan dengan melakukan di rumah masing-masing. Hal ini mempertimbangkan keadaan Pandemi Covid-19.

“Salat tarawih itu ibadah khusus di bulan Ramadan dan bisa dilakukan berjamaah di musala dan masjid,” ujarnya secara daring, Sabtu (2/4/2022).

Salat tarawih bagian dari syi’ar agama Islam. Dan kini pelaksanaannya dikembalikan setelah pandemi Covid-19 melandai.

“Salat tarawih bisa dilakukan secara berjamaah di masjid. Akan tetapi karena pandemi belum berlalu, jadi protokol kesehatan (Prokes) tetap harus dijaga,” terang Solahuddin Al Ayuib.

Pelaksanaan salat tarawih, menurut dia, tergantung dari kondisi daerah. Apabila daerah tersebut masih ditemukan kasus Covid-19 tinggi, maka masih bisa mengambil keringanan. “Ramadan jadi momentum terbaik kita, untuk melantunkan doa terbaik kita,” ujarnya.

Umat bisa memanjatkan permohonan kepada Allah SWT. Bukan hanya untuk diri pribadi, juga untuk bangsa Indonesia. Sebab, di bulan Suci Ramadan banyak waktu yang mustajab. “Waktu di mana Allah SWT mengistijab ah, mendengar dan mengabulkan doa-doa dari para hambanya,” terangnya.

“Di antaranya dengan salat tarawih. Karena di antara salat tarawih kita memanjatkan doa-doa yang diajarkan oleh Nabi,” imbuhnya.

Demikian juga, masih ujar Solahuddin, masih ada lagi doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah. Kenapa saat malam-malam? Karena Allah menyatakan, barang siapa yang mendirikan salat tarawih dan ikhlas karena Allah, maka akan diampuni semua dosa-dosanya.

“Ini menjadi penting umat muslim memanfaatkan waktu (bulan Ramadan, red) yang hanya satu bulan untuk menjalani ibadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT,” imbuhnya. (nas)

Exit mobile version