Viral Wapres Salat Jenazah dan Foto Menag Rangkul Ragil Mahardika di Medsos, Wamenag: Itu Fitnah yang Keji

wapres menag

Beredar foto salat jenazah yang dilakukan Wapres KH. Ma'ruf Amin (foto kiri) dengan gerakan ruku' dan sujud serta foto Menag Yaqut merangkul Ragil Mahardika (kanan) yang viral di media sosial akhir-akhir ini. Foto: Capture Twitter

INDOPOS.CO.ID – Ditengarai ada kelompok yang bertujuan melakukan proses pembusukan terhadap para tokoh agama yang kebetulan menjabat sebagai pejabat negara di masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo. Salah satunya dengan membuat framing negatif melalui media sosial.

Pernyataan tersebut diungkapkan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi dalam keterangannya, Minggu (15/5/2022).

Ia mencontohkan, yang viral saat ini di media sosial (Medsos) tentang gerakan salat jenazah yang dialamatkan kepada Wakil Presiden Bapak Ma’ruf Amin dengan gerakan ruku’ dan sujud. Juga foto Menteri Agama (Menag) Yaqut merangkul Ragil Mahardika yang viral di media sosial akhir-akhir ini.

“Video dan foto tersebut setelah melalui pengamatan para ahli hasilnya dinyatakan palsu dan merupakan hasil rekayasa editan,” katanya.

“Jadi baik video Wapres shalat jenazah dan foto Menag Yaqut merangkul Ragil Mahardika adalah bentuk fitnah yang keji,” tambahnya.

Zainut menilai, kelompok yang sengaja memviralkan berita bohong, hoak dan informasi palsu melalui medsos baik berupa meme, fitur, rekayasa foto dan video memiliki tujuan jahat, yakni untuk memberikan citra buruk kepada para tokoh agama dan pejabat negara. Agar masyarakat tidak percaya kepada pemerintah.

Bahkan lebih jauh dari itu, lanjutnya, mereka ingin membuat keresahan, kepanikan, kebencian, fitnah, adu domba dan perpecahan di antara sesama anak bangsa.

Untuk itu, kata Wamenag, ia meminta kepada seluruh masyarakat untuk lebih waspada, bijak dan cerdas dalam menggunakan media sosial. Jangan cepat percaya pada berita, baik berita yang berupa foto, video atau pun konten narasi yang mengandung unsur provokatif, ujaran kebencian, adu domba, dan fitnah.

“Kita harus bijak dan cerdas dalam menyaring setiap informasi. Kita harus saring sebelum sharing, agar kita tidak menjadi bagian dari orang yang menyebarkan fitnah dan kebencian,” terangnya.

Ia menegaskan, kepada pihak kepolisian dan Kementerian Kominfo (Kominfo) diminta untuk lebih menajamkan pengawasannya di dunia maya, dan segera menindak dengan tegas siapa pun yang sengaja menyebarkan berita palsu yang mengandung unsur provokasi, fitnah, adu domba dan ujaran kebencian. (nas)

Exit mobile version