Kemenkes: Waspadai Cacar Monyet Pada Penderita Komorbit

Cacar Monyet

ilustrasi cacar monyet Foto: dok Indopos

INDOPOS.CO.ID – Yang membedakan cacar monyet dengan cacar biasa pada benjolan kelenjar getah bening di leher, ketiak dan pangkal paha. Selain itu disertai panas yang tinggi dan sakit kepala yang berat.

Pernyataan tersebut diungkapkan Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril secara daring, Kamis (26/5/2022).

Ruam-ruam, menurut dia, akan muncul pada hari keenam hingga kelima belas. Dan ini menjadi sumber penularan. Saat ini sudah merebak di sejumlah negara di dunia.

“Kita tidak boleh lengah, waspada di pintu-pintu masuk seperti bandara dan pelabuhan,” katanya.

Selain itu, menurut dia, pemerintah juga telah siap dengan layanan kesehatan, dari puskesmas hingga rumah sakit. Serta dengan fasilitas untuk mendeteksi penyebaran cacar monyet.

“Kita jangan terlalu panik dan menyamakan kasus ini dengan Covid-19. Karena, kasus cacar monyet hingga saat ini tidak ditemukan kasus kematian, sementara pada Covid-19 penularannya cepat dan muncul kasus kematian,” terangnya.

“Dari 12 negara terjangkit kasus ini tidak ada laporan kasus kematian. Walaupun dalam sejarah kematian akibat cacar monyet capai 10 persen,” imbuhnya.

Ia menuturkan, cacar monyet akan sembuh dengan sendiri. Kendati demikian, pada kasus cacar monyet dengan komorbit harus lebih diwaspadai.

“Pada pasien dengan komorbit seperti hipertensi, diabetes, gangguan ginjal harus diwaspadai,” ungkapnya.

“Mereka dengan komorbit tidak memiliki risiko tinggi dan daya tahan seperti orang biasa,” imbuhnya.(nas)

Exit mobile version