Basarnas: 70 Persen Kecelakaan di Indonesia Terjadi di Air

air

Ilustrasi berenang. Foto: ist

INDOPOS.CO.ID – Pentingnya pelatihan potensi penting diberikan kepada masyarakat. Terutama pelatihan materi water rescue, sebab 70 persen kecelakaan di Indonesia terjadi di air.

Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Kesiapsiagaan Basarnas Agus Haryono di Jakarta, Minggu (29/5/2022).

Keahlian water rescue, menurut dia, akan memberikan bekal kepada seseorang saat memberitahu pertolongan saat terjadi musibah di air.

Lebih jauh, ia mengungkapkan, kemampuan renang sangat penting dimiliki seseorang. Karena selain bisa untuk menolong korban kecelakaan di air, kemampuan tersebut sangat berarti bagi seseorang saat terjadi musibah di air.

“Indonesia banyak memiliki sungai yang lebar dan dalam, serta sungai yang dangkal dan berarus deras,” bebernya.

Ilustrasi terseret arus sungai. Foto: Ist

Ia menuturkan, saat seseorang akan beraktifitas di sungai dengan kriteria air deras, dalam dan lebar sebaiknya kenali aliran sungai. Dari kedalaman hingga derasnya arus sungai

“Kita bisa lakukan pengukuran kedalaman sungai dari darat dan hindari dengan kaki,” terangnya.

“Untuk arus sungai cukup dengan menghanyutkan benda terapung. Bila dipinggir sudah dalam, dipastikan tengah sungai dalam,” imbuhnya.

Selain itu, lanjut dia, seseorang sebelum melakukan aktifitas di sungai harus mengenali kemampuannya. Seperti kemampuan berenang hingga kondisi kesehatan badan.

“Risiko saat melakukan aktifitas di sungai adalah harus diantisipasi dengan menyiapkan badan dan kemampuan berenang,” terangnya.

“Sebelum melakukan aktifitas lakukan juga peregangan agar tidak terjadi kram. Karena ini sangat berisiko tenggelam,” imbuhnya.

Sebelumnya, putera sulung Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz dikabarkan hilang di sungai Aaree Swiss. Hingga saat ini anak pertama Gubernur Jawa Barat tersebut belum ditemukan. (nas)

Exit mobile version