NII Crisis Center: Gerakan Radikalisme di Lampung Mengkhawatirkan

teroris

Ilustrasi - Densus 88 menangkap terduga teroris. Foto: dok Polri

INDOPOS.CO.ID – Peta gerakan radikalisme di Lampung sudah mengkhawatirkan. Pernyataan tersebut diungkapkan Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan melalui gawai, Minggu (29/5/2022).

Ia mengaku tidak terkejut apabila ada mahasiswa asal Lampung terpapar paham radikalisme dan aksi terorisme. Bahkan, ada mahasiswa program studi S2 melaporkan ke NII crisis center.

“Rata rata para pelaku terorisme di Lampung itu kalau tidak JI (Jamaah Islamiah) ya JAD (Jamaah Ansharut Daulah) tapi kebanyakan sebelumnya dasar pemikiran terorisme itu mereka dapat dari belajar di NII dan Khilafatul Muslimin,” terangnya.

Ilustrasi terorisme. Istimewa

Bahkan, dikategorikan dia, 90 persen pimpinan Khilafatul Muslimin adalah pengikut NII yang ganti baju, termasuk Imam atau Kholifah atau Amirul Mukminin Khilafatul Muslimin yaitu Abdul Qadir Hasan Baraja yang merupakan tokoh NII dan mantan narapidana pelaku Bom Borobudur.

“Jumlah pengikut aktif NII yang kini menjelma menjadi Khilafatul Muslimin di Lampung sekitar 2500 orang yang tersebar di 15 Kabupaten/ Kota, kini mereka juga tersebar di setiap provinsi di Indonesia,” ujarnya.

Kasus radikalisme dan terorisme di Lampung saat ini, masih ujar dia, seperti puncak gunung es. Artinya, kasus yang sebenarnya di daerah Lampung jauh lebih serius dan akan menjadi bom waktu bila tidak ditindaklanjuti dengan serius.

Sebelumnya, Densus 88 Anti-teror menangkap terduga teroris Ilham Alfarizi. Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) asal Lampung tersebut ditangkap di Malang, Jawa Timur. (nas)

Exit mobile version