Hasil Evaluasi Arus Mudik Lebaran, Brigjen Aan Suhanan: Beberapa Sektor Perlu Diperbaiki

dirgakkum

Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Aan Suhanan

INDOPOS.CO.ID – Direktur Penegakan Hukum (Dirgakum) Korlantas Polri Brigjen Aan Suhanan menyatakan meski Operasi Ketupat Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran 2022 lalu terbilang sukses dan mendapat apresiasi dari sejumlah masyarakat, pengamat dan pemerintahan.

Namun, masih ada beberapa persoalan yang harus dibenahi dalam penataan arus mudik tahun mendatang.

“Kalau ukuran operasi adalah minimnya jumlah kecelakaan yang menurun hingga 11%, jumlah korban meninggal dunia juga menurun, tingkat kemacetan bisa ditekan dan tidak terjadi lonjakan penyebaran Covid 19 pasca arus mudik, memang Operasi Ketupat tahun ini cukup berhasil. Namun ada sejumlah hal yang perlu diperbaiki dalam pelakasaan arus mudik tahun tahun mendatang dan ini perlu melibatkan para stakeholder (pemda, Kemenhub dan lainnya),” ujar Aan Suhanan kepada Indopos, Kamis (2/6/2022).

Jendera bintang satu ini mengatakan, ke depan untuk mengantisipasi kemacetan di rest area tol yang terjadi dalam arus mudik tahun ini, maka mungkin ke depan rest area aksesnya harus agak masuk jauh sehingga tidak mengganggu kendaraan lain yang melaju di tol.

“Kami sudah usulkan kepada stakeholder yang menangani rest area jalan tol agar bisa merubah akses dan juga memperluas lahan parkir rest area. Selain itu, untuk ruas jalan tol Cipali juga perlu penambahan-penambahan lajur agar dalam arus mudik tahun depan lebih lancar,” ujar mantan Wakapolda Banten ini.

Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Aan Suhanan bersama anggota mengecek lokasi sebelum arus mudik.

Selain itu, mantan Dirpamovit Polda Metro Jaya ini mengatakan, pihaknya juga sudah merekomendasikan harus ada penambahan beberapa pelabuhan baru dalam menampung arus mudik yang akan menyeberang ke Sumatera.

“Dalam lebaran tahun lalu, kendalanya memang ada di Pelabuhan sementara pelabuhan tidak bisa dipaksakan, maka ke depan perlu ada penambahan dermaga dan tidak hanya mengandalkan 7 dermaga di Merak. Harus ada dermaga alternatif agar kendaran tidak hanya menumpuk di satu titik. Idealnya ada penambahan dermaga baru dan tak hanya mengandalkan dermaga yang ada di Merak,” tutur Dirsamapta Korsabhara Baharkam Polri ini,

Terkait keberhasilan penanganan arus balik ini, Aan menyatakan ada beberapa faktor penentu seperti kekompakan antara instansi dan juga kejelian Tim dalam menganalis kemungkinan terburuk dari arus mudik lebaran 2022.

“Kami sudah memprediksi bahwa pada operasi Natal dan Tahun Baru (Nataru), Covid 19 akan terus melandai maka pada lebaran ini diprediksi pemerintah akan mengizinkan mudik,”ungapnya.

Selain itu, lanjut Aan, pigaknya juga memprediksi masyarakat, diizinkan atau tidak, mereka pasti akan pulang kampung tahun ini.

“Dari prediksi itu, kami mulai memetakan titik krusial kemacetan yang diperkirakan ada di KM 35 sampai 62, karena di sana ada bottle neck dari 5 ke 4 lajur dan dari 4 ke 3 dan pasti akan terjadi kelambatan,” tuturnya.

Dari prediksi, Korlantas Polri pun mulai melakukan simulasi puncak arus kendaraan dan diperkirakan akan ada 180 ribu lebih kendaraan yang akan melewati jalan tol menuju ke Timur Pulau Jawa.

“Pada saat weekend kami melihat ada 80 ribu dan itu harus sudah dilakukan contra flow, karena Volume Capasity Ratio (VCR) sudah sangat tinggi dan dikhawatirkan jika ada 180 ribu kendaraan maka jalan tol akan stack dan macet total, “ kata Aan.

Akhirnya Polri bersama stakeholder mengambil keputusan melakukan Contraflow, tapi juga ternyata tidak berhasil. Maka diputuskan untuk melakukan one way semua atau 8 lajur dan ini pun masih dan stack.

“Karena belum membuah hasil kami melakukan simulasi membatasi kendaraan sumbu 3 ke atas atau truk. Nyatanya masih belum cair. Akhirnya kita ambil kebijakan ganjil genap dan kita asumsikan 30 persen akan menurun. Akhirnya disepakati oleh para stakeholder melakukan pembatasan ganjil genap sampai Semarang,” ujar Aan

Maka langkah selanjutnya adalah osialisasi dan ini perlu dilakukan lebih awal.

“Di sini kami sangat berterima kasih kepada rekan-rekan media yang membatu kami melakukan sosialisasi bahwa akan ada oneway, kebijakan ganjil genap dan pembatasan truk dalam arus mudik. Di sini kekuatan media massa membantu kami dengan harapan masyarakat turut serta mengantisipasi kemacetan, ”ujarnya

”Kami harapkan masyarakat akan mengatur sendiri perjalanannya. Kapan saya mau pulang sesuai dengan plat kendaraan mereka. Dan permintaan presiden agar masyarakat bisa mudik lebih awal, juga sangat membantu. Kita memprediksi H-3 akan menjadi puncak arus mudi, namun karena sosialisasi berjalan bagus, ternyata tidak ada kemacetan dan jalan landai. Bahkan lancar sekali, dan kami pantau dari CCTV. Memang untuk beberapa titik akan ada pelambatan, terutama di rest area. Maka terpaksa rest area kami tutup, walau tetap ada yang berhenti karena harus buang air besar atau kecil,” kata mantan Kapolres Sukoharjo ini.

Selain di Jawa, Aan menuturkan pihaknya juga melakukan rekayasa terhadap arus mudik ke arah Sumetera. Karena kendala terbesar ada di Pelabuhan Merak yang kapasitasnya terbatas dan sengaja melakukan sejumlah rekayasa.

Ketika kendaraan sudah overload di Pelabuhan Merak, stekholder membatasi jumlah kendaraan yang akan masuk ke dalam pelabuhan.

“Ketika Merak sudah overload, kami beberapa kendaraan yang menuju Merak distop. Jadi misal 100 kendaraan sudah diberangkatkan, baru 100 kendaraan yang antri di titik perhentian tadi boleh masuk, begitu seterusnya. Akibatnya memang di tol macet, tapi itu keputusan terbaik yang harus diambi. Karena kalau pelabuhan dipaksa, maka mobil-mobil di depan akan terdesak ke laut. Kalau tidak diatur maka kacau semua,” pungkasnya. (gin)

Exit mobile version