Rencana Hapus Minyak Goreng Curah Dinilai Sulit Terwujud

minyak goreng curah

Ilustrasi minyak goreng curah di pasar tradisional. Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) merespons, pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan soal rencana penghapusan minyak goreng curah. Rencana itu dinilainya sulit terwujud.

Menurut Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Abdullah Mansuri, penghapusan minyak Goreng curah tersebut sudah diwacanakan beberapa kali dalam tahun-tahun sebelumnya.

Sejak tahun 2014, sampai terakhir tahun lalu 2021 juga pernah diwacanakan penghapusan minyak goreng curah. Namun, wacana itu dibatalkan sendiri oleh Kementerian Perdagangan.

Wacana penghapusan minyak curah terjadi karena beberapa sebab antara lain higienisitas. Di dunia cuma ada dua negara yang menggunakan minyak goreng curah yaitu, Indonesia dan Bangladesh.

Ilustrasi minyak goreng curah. (Ist)

“Melihat beberapa fakta di lapangan Penghapusan minyak goreng curah sulit diwujudkan, karena kebutuhan nasional masyakarat menengah ke bawah masih bergantung minyak goreng curah,” kata Abdullah Mansuri melalui gawai, Jakarta, Selasa (14/6/2022).

Masyarakat menengah ke bawah yang berbelanja ke pasar tradisional, masih bergantung dan masih sangat membutuhkan minyak curah antara lain pedagang gorengan, pedagang kaki lima, warung rumahan atau pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)

IKAPPI melihat penghapusan minyak Goreng curah ini bisa terjadi, jika masih ada upaya alternatif pengganti minyak goreng curah dengan harga murah.

“Contoh minyak goreng kemasan sederhana, dengan harga lebih murah dari pada minyak goreng kemasan,” tutur Abdullah.

IKAPPI berharap minyak Goreng kemasan sederhana yang diharapkan oleh masyarakat menengah kebawah masih bisa di jalankan.

Dalam catatannya minyak goreng curah sudah mengalami penurunan cukup segnifikan, dari sebelumnya sempat tembus di angka Rp20 ribu, saat ini sudah mendekati harga eceran tertinggi HET Rp 14 ribu yaitu Rp 15.500 rata rata di pasar tradisional se-Indonesia. (dan)

Exit mobile version