INDOPOS.CO.ID – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih belum tergabung dalam koalisi. Ada anggapan bakal merapat ke poros Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun, hal tersebut sulit terwujud.
Menurut pengamat politik dari Universitas AL Azhar Indonesia Ujang Komarudin, masing-masing parpol tersebut sudah memiliki kandidat untuk diusung dalam Pilpres tahun 2024.
“Saya melihatnya, mungkin tidak PDIP bergabung dengan poros Gerindra-PKB, saya sih tidak mungkin, kalau PDIP bergabung. Maka PKB akan lari menghindar,” kata Ujang melalui gawai, Jakarta, Kamis (7/7/2022).
Jika PDIP bergabung, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin selaku Ketua Umum PKB harus legowo karena peluang berduet dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bakal kandas.
“Karena PKB mau tidak mau, suka tidak suka sudah dalam kebijakannya mau mengusung Cak Imin. Paling tidak menjadi cawapresnya Pak Prabowo,” ujar Ujang.
“Kalau Cak Imin digeser tidak menjadi cawapres dan Puanlah yang dijadikan cawapres ya Cak Imin tidak mau, buat apa berkoalisi kalau tidak Cak Imin menjadi cawapres, saya melihatnya seperti itu,” tambahnya.
Menurutnya, pembentukan koalisi PKB dengan Gerindra didasari terbukanya peluang Cak Imin untuk maju di pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Namun jika situasinya berubah, Cak Imin kehilangan posisi cawapres.
“Jadi sama saja kehadiran PDIP tersebut ya sama saja menjegal pencawapresan Cak Imin ketika ingin berkoalisi dengan Gerindra,” imbuh Ujang.
Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira meminta para kader partainya selalu mengingat pernyataan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, tidak sembarang dalam berbicara soal koalisi parpol.
Hal itu disampaikan menjawab kemungkinan partainya akan masuk dalam koalisi Gerindra dan PKB. “Di PDI Perjuangan seperti yang berulang kali diingatkan ketua umum ibu Megawati Soekarnoputri untuk hati-hati tidak sembrono, tidak latah menggunakan istilah koalisi,” ucap Andreas di Jakarta, Selasa (5/7/2022). (dan)