DPR: Kalau Indonesia Mau Eksis, Harus Masuk Energi Baru Terbarukan

DPR: Kalau Indonesia Mau Eksis, Harus Masuk Energi Baru Terbarukan - webinar 2 - www.indopos.co.id

Webinar Indopos.co.id, Indoposco.id dan INDOPOSCO bertajuk Kemerdekaan Energi di Tengah Krisis Global di Hotel Aston Kartika Grogol, Jakarta Barat, Kamis (11/8). Foto: Dok Indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sugeng Suparwoto menyorot bahan bakar fosil yaitu minyak bumi, batu bara, dan gas alam yang dianggap menjadi masalah. Sebab menimbulkan banyak dampak negatif bagi kehidupan di bumi.

Maka itu, Indonesia harus segera masuk ke energi baru terbarukan (EBT) karena memiliki potensi cukup besar. Langkah yang diambil pemerintah sosialisasi mendapat dukungan masyarakat dan meningkatkan penguasaan teknologi.

“Indonesia harus masuk energi baru terbarukan. Energi fosil problemnya sangat serius. Fosil terdiri dari minyak, gas dan batu bara keberadaanya sangat terbatas,” kata Sugeng dalam webinar Indopos.co.id dan Indoposco bertajuk Kemerdekaan Energi di Tengah Krisis Global di Hotel Aston Kartika Grogol, Jakarta Barat, Kamis (11/8/2022).

Cadangan minyak Indonesia terus menipis setiap tahunnya. Pada tahun 2021, data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat cadangan minyak Indonesia sebesar 3,95 miliar barel. Cadangan itu terdiri dari 2,25 miliar cadangan terbukti dan 1,7 miliar cadangan potensial.

“Cadangan seperti ini tinggal 10 tahun saja. Minyak sangat rentan dengan fluktuasi politik dunia,” ujar Sugeng. Saat ini produksi minyak berkisar angka 700 ribu barel per hari. Sedangkan kebutuhannya mencapai di atas 1 juta barel per hari.

Webinar Indopos.co.id, Indoposco.id dan INDOPOSCO bertajuk Kemerdekaan Energi di Tengah Krisis Global di Hotel Aston Kartika Grogol, Jakarta Barat, Kamis (11/8). Foto: Dok Indopos.co.id

Menurut keterangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahwa cadangan minyak bumi di Indonesia akan tersedia hingga 9,5 tahun mendatang, sementara umur cadangan gas bumi Indonesia mencapai 19,9 tahun.

“Gas sudah menjadi masalah. Cadangan gas kita bisa kurang lebih 20 tahun. Memperlukan ekplorasi tidak mudah,” tutur Sugeng.

Sementara pembakaran batu bara, ketika dibakar elepaskan sulfur dalam bentuk gas belerang dioksidan (SO2). Juga menghasilkan partikel katbon hitam dalam jumlah banyak. Itu sebabnya batu bara bahan bakar paling kotor.

Pembakaran batu bara selama satu abad terakhir telah menyebabkan bumi menjadi lebih panas. Kondisi tersebut, pemanasan global, membuat perubahan iklim mengganggu stabilitas alam.

“Bangsa indonesia kalau mau eksis ke depan, harus masuk energi baru terbarukan,” cetus Sugeng.

Direktur Utama PT Indonesia Digital Pos Syarif Hidayatullah mengatakan, diskusi tersebut diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun RI ke-77 yang memfokuskan pada pertahanan energi. “Kita harap para stakeholder energi diskusi ini bisa bermanfaat bagi masyarakat luas,” ucap Syarif. (dan)

Exit mobile version