Wacana KLB Gagal Ginjal Akut, Pakar Kesehatan Bilang Begini

ginjal

Ilustrasi organ ginjal. (Freepik)

INDOPOS.CO.ID – Melonjaknya kasus kasus gangguan ginjal akut (acute kidney injury/AKI) misterius pada anak, memunculkan wacana penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Sehingga penanganan penyakit tersebut dan sumber daya dapat maksimal.

Pakar Ilmu Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama memyadari, bahwa situasi ini benar-benar tantangan amat berat dunia kesehatan Indonesia. Karena itu semua pihak tentu setuju penanganannya harus sangat intensif.

Namun, semua pihak perlu mengetahui bahwa yang tercantum resmi dalam Peraturan Menteri Kesehatan adalah pertama penyakit menular bahkan disebut dapat menjurus terjadinya wabah, dan kedua keracunan pangan.

Sejauh ini, yang diduga jadi penyebab gagal ginjal akut bukanlah penyebaran penyakit menular berpotensi wabah, dan bukan akibat mengkonsumsi makanan tertentu.

“Jadi tidak sesuasi dengan istilah KLB di Peraturan Menteri Kesehatan yang ada, kecuali kalau kemudian dibuat peraturan tentang jenis KLB yang baru nantinya,” kata Tjandra melalui gawai, Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Ilustrasi organ ginjal. Foto: Freepik

Kendati demikian, apapun istilah yang akan dipakai, situasi saat ini bukanlah hal biasa. Sangat jelas situasi luar biasa bagi kesehatan masyarakat Tanah Air. “Karena itu harus ditangani benar-benar maksimal, “all out”, dengan cermat, cepat dan akurat,” tutur Tjandra.

“Ingat aspeknya dapat luas sekali, tentu tragis dengan kasus yang ada serta utamanya anak-anak yang meninggal, trauma sosial dan kesedihan keluarga yang ditinggalkan,” tambahnya.

Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) yang tajam pada anak, utamanya dibawah usia 5 tahun sejak akhir Agustus 2022.

Peningkatan kasus tersebut berbeda dengan yang sebelumnya, dan saat ini penyebabnya masih dalam penelusuran dan penelitian. Jumlah kasus yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 dari 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak.

“Dari hasil pemeriksaan, tidak ada bukti hubungan kejadian AKI dengan Vaksin Covid-19 maupun infeksi Covid-19. Karena gangguan AKI pada umumnya menyerang anak usia kurang dari 6 tahun, sementara program vaksinasi belum menyasar anak usia 1-5 tahun,” jelas juru bicara Kemenkes dr Syahril baru-baru ini. (dan)

Exit mobile version