INDOPOS.CO.ID – Meningkatnya kasus gangguan ginjal akut misterius (acute kidney injury/AKI) di Indonesia diduga, seiring dengan temuan banyaknya konsumsi obat jenis sirup pada pasien yang telah dirujuk ke rumah sakit.
Berdasar penelitian Kementerian Kesehatan terhadap ginjal pasien ditemukan tiga zat berbahaya yakni etilen glikol/ethylene glycol (EG), dietilen glikol/diethylene glycol (DEG) dan ethylene glycol butyl ether (EGBE).
“Jauh lebih pasti dibandingkan sebelumnya, karena memang terbukti ini (EG/DEG) ada di anak anak. Di darah anak terbukti mengandung senyawa ini,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam jumpa pers virtual, Jumat (21/10/2022).
Bahkan dari pengambilan jaringam tubuh, yang sudah melewati pemeriksaan laboratorium menunjukan bahwa ginjal tidak berfungsi akibat tercemar senyawa tersebut.
“Kita sudah ambil biopsi rusaknya ginjal, konsisten dengan akibat senyawa ini,” jelas Budi.
Saat ini, kasus gagal ginjal akut misterius tercatat 241 dan tersebar di 22 provinsi. Jumlah tersebut bertambah 35 kasus, berdasar laporan Kemenkes pada, Selasa (18/10/2022) ada 206. Sebelumnya hanya teridentifikasi di 20 provinsi Indonesia.
Sebagian besar pasien gagal akut misterius (acute kidney injury/AKI) yang menyerang anak-anak kedapatan pernah mengkonsumai obat jenis sirup. Ada ratusan obat sirup ditemukan dari rumah para pasien itu.
“Kita datangi semua rumah. Dari 241, kita datangi 156. Dari itu kita temukan 102 obat yang ada di lemari keluarga yang jenisnya sirup,” ungkapnya.

Kemenkes kemudian mengambil dan meneliti ratusan obat yang ditemukan itu. Ternyata mengandung senyawa berbahaya yakni, polietelin glikol. Kandungan itu dapat menimbulkan senyawa berbahaya, seperti etilen glikol (EG) dan Dietlien Glikol (DEG).
Penggunaan polietelin glikol hanya diperbolehkan dalam jumlah sedikit. Biasanya sering dipakai sebagai solubility enhancer atau pelarut tambahan dibanyak obat jenis sirup.
“Jadi obat-obat sirup ini supaya melarutnya bagus diberi pelarut tambahan polietelin glikol. Enggak beracun, tapi kalau membuatnya tidak baik ini jadi cemaran. Cemaran ini yang mengandung senyawa berbahaya seperti EG dan DEG,” imbuh Budi. (dan)