Hati Ibu Brigadir J Hancur Dengar Anaknya Meninggal di Tangan Atasannya

Hati Ibu Brigadir J Hancur Dengar Anaknya Meninggal di Tangan Atasannya - ortu brigadir j - www.indopos.co.id

Rosti Simanjuntak bersama suaminya, Samuel Hutabarat memberikan keterangan dalam sidang kasus lanjutan pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo di PN Jaksel. Foto: Tangkapan layar YouTube Polri Tv

INDOPOS.CO.ID – Ibu Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, Rosti Simanjutak mengaku sangat terpukul mendengar anaknya meninggal dunia setelah ditembak oleh Ferdy Sambo di rumah dinasnya kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan pada, Jumat (8/7/2022).

Sambo menjadi otak pembunuhan Brigadir J. Bahkan dia memerintahkan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E menembak rekannya sendiri yakni, Brigadir J. Dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum menyebutkan, Sambo ikut menembak dalam peristiwa itu.

“Saya sebagai ibu begitu hancurnya, begitu tersayat-sayatnya hatiku, mendengar berita (mendiang) Yosua terbunuh dengan sadisnya di tangan atasannya,” kata Rosti Simanjuntak di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1//11/2022).

Ia mengemukakan, anaknya sejak dulu tidak pernah membuat orang sakit hati maupun melukai perasaan kawannya. Karenanya dianggap janggal ketika anaknya berani melakukan yang membuat atasannya meradang.

“Yang saya ketahui dari kecil, walaupun dalam bergaul anak saya ini belum pernah menyakiti hati kawannya. Terlebih pada atasannya,” ucap Rosti.

Rosti bersama suaminya, Samuel Hutabarat dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk memberikan kesaksian terhadap terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrwathi dalam sidang lanjutan pembunuhan Brigadir J.

Terdakwa Ferdy Sambo usai menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J dengan agenda mendengarkan keterangan saksi dari orang tua Brigadir J. (Indopos.co.id/Dhika Alam Noor)

Terdakwa Ferdy Sambo menyampaikan permohonan maaf, kepada keluarga mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat dalam persidangan lanjutan kasus pembunuhan salah satu ajudannya tersebut.

“Terima kasih Yang Mulia. Bapak dan Ibu Yosua, saya sangat memahami perasaan Bapak. Saya mohon maaf atas apa yang telah diperbuat/dilakukan,” ucap Sambo dalam kesempatan yang sama.

Di sisi lain, dalihnya tega menghabisi nyawa Brigadir J lantaran perbuatan mendiang Yosua terhadap istrinya. Sementara berdasar kronologi awal kepolisian kejadian di Duren Tiga menyebutkan ada dugaan pelecehan seksual.

“Di awal lewat persidangan ini, saya ingin menyampaikan bahwa peristiwa yang terjadi adalah akibat dari kemarahan saya atas perbuatan anak Bapak kepada istri saya,” imbuh Sambo. (dan)

Exit mobile version