Kemenkes Sangkal Komersialisasi Obat Fomepizole untuk Pasien Gagal Ginjal Akut

syahrir

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril memberikan keterangan soal update gagal ginjal akut pada anak di Indonesia. (YouTube Kemenkes)

INDOPOS.CO.ID – Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril menyatakan, pemberiaan obat penawar atau antidotum Fomepizole terhadap pasien gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI) di Indonesia bukan untuk ladang bisnis. Terapi pengobatan itu diberikan gratis kepada pasien.

“Fomepizole menjadi bagian dari terapi pengobatan, dan diberikan secara gratis kepada pasien. Kami tidak lakukan komersialisasi obat,” kata Syahril dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (5/11/2022).

Pemerintah berupaya menurunkan angka kesakitan dan kematian anak akibat gangguan ginjal akut. Salah satunya melalui pemberian terapi obat Fomepizole Injeksi sebagai penawar intoksikasi etilen glikol dan dietilen glikol (EG/DEG) dalam darah.

“Saya ulangi, tidak ada komersialisasi obat, tujuannya semata mata untuk keselamatan anak Indonesia,” tutur Syahril.

Ilustrasi organ tubuh ginjal. ( Freepik)

Penggunaan fomepizole diklaim berdampak positif bagi pasien gagal ginjal akut, bahwa 95 persen pasien anak di RSCM menunjukkan perkembangan membaik selama mendapatkan terapi.

Artinya efikasinya baik dalam memberikan kesembuhan dan mengurangi perburukan gejala. Sebanyak 246 vial Fomepizole sudah didatangkan di Indonesia

Sebanyak 146 vial fomepizole sudah didistribusikan kepada 17 rumah sakit di 11 provinsi Indonesia, sementara 100 vial menjadi buffer strok pusat.

“Kita cukup beruntung saat ini ada 246 vial fomepizolsudah ada di Indonesia, sebagian besar atau 87 persen-nya adalah donasi gratis dari negara lain,” ungkapnya. (dan)

Exit mobile version