Kasus Lukas Enembe, Tokoh Adat: Jadi Pintu Masuk Dugaan Penyimpangan Dana Otsus

papua

Ketua Dewan Adat Masyarakat Keerom, Servo Tuamis. Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Jangan hanya Gubernur Papua Lukas Enembe yang membuka diri untuk diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tetapi masyarakat Papua juga harus membuka diri dan berani menyuarakan kebenaran.

Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Dewan Adat Masyarakat Keerom, Servo Tuamis di Jakarta, Minggu (6/11/2022).

Ia mengatakan, kedatangan tim KPK harus mengungkap berbagai penyimpangan penggunaan uang rakyat yang melibatkan pejabat-pejabat daerah di Bumi Cenderawasih.

“Penyaluran dan penggunaan dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua selama ini dikeluhkan masyarakat kecil di kampung-kampung,” katanya.

‘’Kami orang Papua sampai hari ini kita ada miskin, uang (Otsus) yang Pemerintah bilang ada seribu triliun yang sudah turun itu di mana, itu uang besar. Nah ini KPK harus jeli melihat itu semua,’’ tambahnya.

Servo mengatakan, kedatangan KPK ke Papua bisa menjadi kesempatan untuk melihat dari dekat, hasil pembangunan dari dana Otsus yang dikucurkan Pemerintah Pusat. Meskipun tujuan utamanya untuk memastikan berjalannya proses penegakan hukum terhadap Gubernur Lukas Enembe.

‘’KPK bisa periksa di Papua sini lebih dekat. Kita masyarakat tidak boleh gontok-gontokan tapi kita serahkan (ke KPK) dan menjaga kebersamaan, saling komunikasi kita berjalan baik,” ucapnya.

“Jadi masyarakat untuk membuka diri, tidak lagi menjaga rumah kediaman Lukas Enembe. Sebab, Lukas sendiri sudah membuka diri kepada KPK,” sambungnya. (ibs)

Exit mobile version