Varian Omicron XBB Merebak, Kasus Covid-19 Diprediksi Melonjak Akhir Tahun

Corona-Virus

Ilustrasi virus Corona penyebab Covid-19. Foto: Freepik

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan Indonesia bakal memasuki puncak gelombang subvarian Omicron pada akhir tahun 2022. Lantaran, saat ini kasus Covid-19 harian terbilang cukup tinggi.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi berpandangan, peningkatan kasus Covid-19 tak terhindari karena tingginya mobilitas masyarakat. Terlebih menjelang akhir tahun 2022.

“Seperti yang pernah disampaikan, aktivitas paling meningkat di akhir tahun kemungkinan di akhir tahun ada peningkatan (kasus Covid-19),” kata Nadia di Jakarta, Selasa (8/11/2022).

Kemenkes terus memantau situasi perkembangan kasus Covid-19 nasional. Serta mengingatkan masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dan melengkapi cakupan vaksinasi.

Capaian vaksinasi booster atau ketiga di Indonesia baru mencapai 27,62 persen dari target 50 persen. Sementara Capaian vaksinasi pertama sebanyak 87 persen dan vaksinas dosis kedua sebesar 73 persen.

“Tapi kita akan monitor terus seperti apa, tapi kita akan selalu ingatkan masyarakat untuk segera vaksin, pakai masker, kalau kasus sekarang terjadi cenderung mengalami peningkatan,” tutur Nadia.

Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di 30 provinsi dalam waktu satu minggu terakhir. Menurutnya, trend kenaikan kasus terjadi seiring dengan ditemukannya varian XBB di Indonesia.

Ilustrasi pandemi Covid-19 melanda dunia. Foro: Freepik

“Masyarakat diminta untuk menegakkan protokol kesehatan, mengurangi aktivitas di kerumunan, dan melaksanakan vaksinasi sebagai bagian dari perlindungan pencegahan dan pengendalian Covid-19,” imbuh Nadia.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Muhammad Syahril mengemukakan, selama empat hari terakhir juga terjadi peningkatan kasus sekitar 4.700 – 4.900 kasus pada level nasional.

“kenaikan kasus ini memang masih dalam batas-batas yang tidak menjadikan satu signifikan atau terlalu tinggi dibanding dengan kita subomicron dan lalu yaitu BA 4 maupun BA 5,” ungkap Syahril.

Di Indonesia sendiri Hingga Jumat (4/11) tercatat sebanyak ada 12 kasus XBB di Indonesia, bahwa dua kasus berasal dari perjalanan luar negeri, sementara 10 kasus merupakan transmisi lokal.(dan)

Exit mobile version