Covid-19 Makin Menggila di Beijing, Pemerintah Lakukan Lockdown Lagi

Covid-19 Makin Menggila di Beijing, Pemerintah Lakukan Lockdown Lagi - covid china - www.indopos.co.id

Kompleks perumahan memberlakukan lockdown di Beijing. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Kasus Covid-19 di China dalam seminggu terakhir dilaporkan mengalami peningkatan tiga kali lipat. Hal ini membuat pemerintah China menerapkan kembali kebijakan lockdown di Beijing.

Kendati pemerintah China tidak secara eksplisit menggunakan kata lockdown tetapi faktanya di Kota Beijing semua tempat bisnis ditutup.

Dikutip dari laporan Sky News, di sejumlah distrik di ibu kota, semua toko non-esensial tutup, restoran dan kafe hanya buka bagi konsumen untuk dibawa pulang, dan orang-orang diminta bekerja dari rumah.

Berdasarkan laporan Sky News, kasus Covid-19 di Beijing meningkat tiga kali lipat dalam seminggu, berada pada level tertinggi yang pernah tercatat.

Banyak warga Beijing menyambut aturan pembatasan terbaru tersebut dengan kecewa. Mereka mengatakan ada harga yang harus dibayar oleh orang-orang selama hampir tiga tahun mengalami pembatasan.

Pusat perbelanjaan terkemuka di Kota Beijing tampak sunyi dan tempat-tempat umum yang biasanya ramai sekarang terlihat sepi.

“Bisnis tidak bagus tahun ini dan bahkan lebih buruk baru-baru ini, karena pandemi,” kata seorang warga Beijing seperti dilansir Sky News, Kamis (24/11/2022).

Penduduk Beijing dilarang untuk tidak berpindah antardistrik. Foto: news.sky.com

Di pusat Kota Zhengzhou para pekerja di Foxconn, pabrik perakitan terbesar Apple, terjadi bentrokan dengan polisi karena adanya pembatasan.

Video di media sosial China menunjukkan para pekerja melemparkan benda ke pihak berwenang dan menghancurkan kamera pengintai.

Telah terjadi wabah Covid-19 di pabrik, banyak pekerja tidak bisa pergi dan beberapa sekarang mengatakan makanan tidak mencukupi dan pembayaran bonus yang dijanjikan telah ditunda.

Satu video lainnya menunjukkan banyak polisi memukuli seorang pekerja dengan pentungan.

Di tempat lain, ada warga yang terjebak di rumah. Di kota Chongqing, seorang warga bernama Zheng Meng mengambil video dirinya mencoba meninggalkan apartemennya.

“Kamu tidak bisa pergi. Kompleks ini berisiko tinggi,” kata seorang petugas penanganan pandemi Covid-19.

Jarang warga di China berbicara begitu terus terang, tetapi dia berani berpendapat bahwa China salah dalam hal ini.

“Piala Dunia membuat pemerintah malu karena semua orang di rumah masih menonton TV dan tidak ada masker,” katanya.

“Mengapa orang China berbeda dengan orang lain di dunia? Karena kondisi tubuh kita lebih lemah? Atau Omicron di China lebih kuat? Seharusnya ada alasan yang masuk akal, tidak ada alasan sama sekali. Mereka hanya memaksa kita untuk tinggal di rumah,” katanya.

Kira-kira seminggu yang lalu ada harapan kasus Covid-19 mulai mereda. Tapi itu tersendat ketika menghadapi infeksi yang melonjak.

Masalahnya, meskipun otoritas pemerintah daerah telah diinstruksikan untuk mencoba dan melonggarkan pembatasan Covid-19, tampaknya mereka tidak diinstruksikan untuk menahan diri ketika kasus meningkat.

Jadi, di bawah tekanan besar untuk menjaga angka tetap rendah, mereka telah menggunakan taktik yang sudah dikenal untuk menutup semuanya.

Ini menggambarkan jebakan mendasar dari agenda nol Covid-19 China. Pemerintah telah menghabiskan waktu tiga tahun menangani Covi-19. Ada banyak orang di China yang mendukung nol Covid-19, banyak yang takut dengan virus tersebut. (dam)

Exit mobile version