Ridwan Kamil: Bantuan Kemanusiaan Tak Boleh Ternodai Unsur Kebencian Golongan

Gub-Jabar-RK

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau lokasi terdampak gempa Cianjur, Jawa Barat. (Instagram/@ridwankamil)

INDOPOS.CO.ID – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyesalkan, aksi pencabutan label gereja oleh oknum warga di tenda pengungsian korban gempa Cianjur, Jawa Barat.

Ia mengatakan, suatu bencana datang tidak pilih-pilih dan pastinya berdampak terhadap semua orang, semua pihak dan semua golongan di Kabupaten Cianjur.

“Yang membantu bencana pun datang tidak pilih-pilih, datang dari semua pihak, dari semua golongan, kelompok, apapun keyakinan atau agamanya,” kata Ridwan Kamil dalam akun Instagram-nya @ridwankamil dilihat, Senin (28/11/2022).

Menurutnya, adanya bendera, spanduk, baliho, stiker dari para pemberi bantuan merupakan hal wajar, karena kemungkinan itu bagian dari pelaporan pertanggungjawaban kepada para donatur yang menitipkan bantuan kepada mereka.

Maka itu, sila ke-2 Pancasila berbunyi Kemanusiaan Yang adil dan Beradab harus dijunjung dengan baik dan dipraktikkan dengan bijak.

“Bantuan kemanusiaan tidak boleh ternodai sedikitpun oleh unsur kebencian golongan,” ucap Ridwan Kamil.

Eks walikota Bandung itu telah meminta kepolisian menindaklanjuti oknum warga mencabut label bantuan korban gempa Cianjur. Sehingga kejadian serupa terulang kembali.

“Saya sudah meminta kepolisian khususnya Kapolda Jawa Barat untuk menindaklanjuti hal ini agar tidak terulang lagi di kemudian hari. Hatur Nuhun,” tegasnya.

Kondisi bangunan yang runtuh akibat gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022). Foto: Dok BNPB

Ia menambahkan, Indonesia terdiri dari beragam suku dan agama. Sejatinya masyarakat harus memahami bahwa yang hidup di Tanah Air merupakan saudara.

“Walaupun kita tidak bersaudara dalam keimanan, kita tetaplah bersaudara dalam kebangsaan dan kemanusiaan,” tutur Ridwan Kamil.

Aksi pencopotan label gereja itu terjadi di empat wilayah pengungsian yakni di desa Cibulakan, Desa Genjot, Desa Telaga, dan Desa Sarampad. Videonya pun beredar di media sosial.(dan)

Exit mobile version