INDOPOS.CO.ID – Jayapura, Mimika, Manokwari, dan Kaimana menjadi titik rawan jelang hari lahir Organisasi Papua Merdeka (OPM) 1 Desember. Petugas gabungan dari TNI dan Polri tampak intens melakukan razia dalam rangka cipta kondisi.
Di tahun sebelumnya, aksi 1 Desember diwarnai dengan tuntutan referendum untuk memisahkan wilayah Papua dari NKRI. “Kami minta generasi muda untuk tidak terpengaruh oleh ajakan-ajakan ‘merdeka’ yang kerap disuarakan oleh para aktivis pendukung OPM,” ungkap Ketua Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Papua Sipora Nelci Modouw saat dihubungi, Rabu (30/11/2022).
Ia mengungkapkan, pendukung OPM didominasi oleh kelompok-kelompok yang belum puas. Mereka menyebar provokasi 1 Desember itu hari merdeka. “Merdeka yang mereka mimpikan itu mungkin merdeka angan-angan saja. Dia mimpi sesuatu yang impossible,” tegasnya.
Dia mengatakan, anak-anak muda yang aktif menyuarakan Papua merdeka telah dipengaruhi oleh informasi-informasi yang sengaja dipelintir oleh kelompok kepentingan tertentu, baik di luar negeri maupun di Papua sendiri.
‘’Saya tidak terlalu paham apakah mereka punya relasi dengan orang lain atau dengan pihak-pihak yang menjadi support mereka dari belakang atau tidak,’’ katanya.
Dikatakan dia, perlu upaya sungguh-sungguh dari semua stakeholder di NKRI ini untuk mengalihkan pikiran para aktivis pendukung OPM. Dengan memberikan kesadaran terkait persoalan riil seperti kemiskinan yang menjadi tantangan terbesar orang Papua.
‘’Bahwa mereka mau merdeka dan mereka mimpi merdeka yang harusnya free dengan segala macam, bukan itu sebenarnya. Sementara dia terkungkung oleh kemiskinan, oleh keterbatasan dan segala macam,” terangnya.
“Saya melihat banyak anak-anak saat ini yang hanya ikut ramai saja. Perlu langkah konkret dan pengorbanan besar agar mereka tidak melihat pemerintah sebagai musuh,” ungkapnya. (nas)