Muncul Subvarian Baru Omicron BN.1, Kemenkes Lakukan 3 Hal Ini

Omicron-Variant

Ilustrasi mutasi Covid-19. Foto: Freepik

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus memonitor perkembangan Covid-19, menyusul temuan subvarian Omicron BN.1 di Indonesia. Mengingat lonjakan kasus nasional salah satunya akibat munculnya mutasi baru.

Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah kembali diperpanjang menjelang libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru), mulai 6 Desember 2022 hingga 9 Januari 2023.

“PPKM kan masih terus kita evaluasi, pak Menkes (Budi Gunadi Sadikin) selalu bilang bahwa yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus adalah varian baru,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Kamis (8/12/2022).

Sejauh ini, Indonesia telah melalui rentetan puncak kasus Covid-19. Dari gelombang pertama pada tahun 2020, kemudian pertengahan tahun 2021 dan awal tahun 2022.

“Nah, kita udah lewati gelombang XBB 1, kita perhatikan ada sub varian baru BN 1, tapi kemudian kita melihat tren juga di banyak negara belum terjadi peningkatan,” ucap Nadia.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.
Foto: kemkes.go.id

Jumlah kasus Covid-19 biasanya meningkat pada pekan ketiga sejak pertama kali ditemukan. Sementara transmisi atau kemampuan menular mutasi terbaru masih didalami.

“Nanti kita lihat pola polanya apakah ada seperti itu. Sementara yang kita lakukan evaluasi PPKM. Kedua, tetap percepatan vaksinasi, dan vaksinasi booster masih menjadi syarat perjalanan,” tutur Nadia.

“Dan yang ketiga tadi, surveillance genomik tetap kita tingkatkan walaupun sekarang cenderung turun,” tambahnya.

Kasus BN.1 dilaporkan terdeteksi pertama kali di India pada akhir Juli 2022. Selanjutnya, sejumlah negara telah melaporkan mutasi baru Covid-19 yakni, Amerika Serikat, Inggris, Austria dan Australia.

Adapun kasus orang positif BN.1 pertama kali terdeteksi di Kepulauan Riau pada 16 September 2022. Berdasar data Kemenkes telah menemukan 20 kasus tersebar di Indonesia. (dan)

Exit mobile version