Kasus Pembunuhan Brigadir J, Ini Tahapan Pemeriksaan Poligraf Ferdy Sambo dkk

sambo

Terdakwa Ferdy Sambo menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di PN Jaksel. (Indopos.co.id/Dhika Alam Noor)

INDOPOS.CO.ID – Saksi ahli Poligraf, Aji Febriyanto AR Rosyid mengungkap mekanisme pemeriksaan dalam kasus dugaan pembunuhan Brigadir J terhadap terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E atau Richard Eliezer, Ricky Rizal Wibowo dan Kuat Ma’ruf.

Mulai permintaan penyidikan, kemudian selaku pemeriksa poligraf berkoordinasi dengan penyidik berkaitan isu yang akan dalam proses pemeriksaan.

“Pemeriksaan poligraf dimulai dari permintaan penyidik, setelah ada permintaan dari penyidik, setelah itu kami pelajari konstruksi kasusnya seperti apa, kemudian menentukan waktu, setelah itu baru dilakukan pemeriksaan,” kata Aji di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2022).

Ada tiga tahapan pemeriksaan poligraf terhadap terperiksa. Pertama tahapan Prites, yang mana seorang pemeriksa menjelaskan mekanisme pemeriksaan poligraf, berkaitan riwayat kesehatan, riwayat sosial, serta menyamakan persepsi berkaitan kronologi kejadian.

“Tahapan kedua tahapan tes, dimulai ditandai dengan seorang terperiksa dipasang alat-alat berupa sensor,” beber Aji.

Terdakwa Ferdy Sambo usai menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J dengan agenda mendengarkan keterangan saksi dari orang tua Brigadir J. (Indopos.co.id/Dhika Alam Noor)

Sementara sensor poligraf atau alat uji kebobongan ada empat, yaitu sensor pernapasan dada, sensor pernapasan perut, sensor elektrodermal, dan sensor kardiofaskuler.

Setelah terperiksa diberikan atau dipasang alat-alat sensor itu, mereka yakni para terdakwa diberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai metode yang pihanya gunakan. Sedangkan tahapan ketiga berupa postes.

Ia menembahkan, tahapan postes berkaitan menganalisis grafik. Ahli poligraf bekerja secara tim untuk menentukan, apakah terperiksa tersebut terindikasi berbohong atau berbicara terus terang. “Teknik ini memiliki keakuratan di atas 93 persen,” imbuhnya. (dan)

Exit mobile version