Rencana Pembicaraan Damai antara Rusia – Ukraina Dibatalkan

Rencana Pembicaraan Damai antara Rusia - Ukraina Dibatalkan - menlu rusia - www.indopos.co.id

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan rencana pembicaraan damai dengan Ukraina dibatalkan.

Padahal sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia siap untuk bernegosiasi.

Presiden Vladimir Putin mengatakan pada hari Minggu bahwa Kremlin siap untuk bernegosiasi dengan semua orang yang terlibat tentang solusi yang dapat diterima.

Putin juga menyalahkan Kyiv atas kurangnya kemajuan pembicaraan diplomatik sejauh ini.

Sementara seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menjawab dengan mengatakan bahwa Putin perlu kembali ke kenyataan.

“Rusia tidak menginginkan negosiasi, tetapi berusaha menghindari tanggung jawab,” katanya seperti dikutip Sky News, Selasa (27/12/2022).

Sekitar 60 orang terjebak di bawah reruntuhan sebuah sekolah di Ukraina timur akibat dihantam bom Rusia. Foto: news.sky.com

Kyiv menginginkan pembicaraan damai dengan Rusia dilakukan di PBB pada Februari 2023.

Pada hari Senin, posisi Ukraina tampak melunak. Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan bahwa, meski Ukraina ingin memenangkan perang tahun depan, diplomasi masih memiliki peran penting.

Kuleba menyarankan pertemuan puncak sebelum akhir Februari diselenggarakan oleh PBB. Namun, Kuleba menginginkan Rusia hanya diundang setelah menghadapi tuntutan kejahatan perang di pengadilan internasional.

Namun pada Senin malam, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tampaknya mengakhiri rencana pembicaraan damai.

“Proposal kami untuk demiliterisasi dan denazifikasi wilayah yang dikendalikan oleh rezim [Ukraina], penghapusan ancaman terhadap keamanan Rusia yang berasal dari sana, termasuk tanah baru kami, sudah diketahui musuh dengan baik,” kata Lavrov.

“Intinya sederhana, mereka penuhi untuk kebaikan sendiri. Jika tidak, masalah ini akan diputuskan oleh tentara Rusia,” tandasnya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dengan tegas menyatakan tidak setuju dengan kata-kata Kuleba. Ia mengatakan Rusia tidak pernah mengikuti kondisi yang ditetapkan oleh orang lain.

Invasi Rusia ke Ukraina sudah berjalan selama 10 bulan. Tidak ada pembicaraan damai yang serius selama berbulan-bulan.

Jutaan orang Ukraina telah meninggalkan negara mereka dan jutaan orang lainnya yang tertinggal tanpa listrik akibat serangan Rusia terhadap infrastruktur penting.

Tetapi Ukraina mengatakan tidak akan bernegosiasi sampai setiap tentara Rusia meninggalkan wilayah Ukraina. Sementara Rusia dengan keras tetap berjuang sampai tujuannya tercapai.

Putin mengatakan aksi militer yang dilakukan bertujuan untuk membela kepentingan nasional Rusia dan melindungi warga negara. Ia menegaskan setiap negosiasi harus sesuai dengan ketentuannya.

Ukraina menentang perlakuan Rusia. Ukraina menolak negosiasi. Bagi Ukraina, negosiasi berarti tunduk pada tuntutan Rusia dan menerima aneksasi Putin atas empat wilayah Ukraina. (dam)

Exit mobile version