INDOPOS.CO.ID – Timnas Indonesia menghadapi timnas Vietnam dalam semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2023) pukul 16.30 WIB. Laga tersebut termasuk ujian berat bagi tim Garuda.
Babak semifinal Piala AFF 2022 akan digelar dengan sistem dua leg. Indonesia selaku runner-up Grup A akan lebih dulu bertindak sebagai tuan rumah pada leg pertama.
Pengamat sepak bola Ronny Pangemanan alias Bung Ropan meminta, timnas Indonesia tidak bermain bertahan total saat menjamu timnas Vietnam. Hal itu akan memberikan kesempatan pada Vietnam mencetak gol karena membiarkan mereka mengusasi permainan.
“Bermain di leg pertama ini, kita tidak boleh bermain bertahan total. Artinya (permainannya) mereka akan berkembang dan gol itu tinggal menunggu waktu kalau kita banyak bermain bertahan,” kata Bung Ropan dalam kanal YouTube-nya dilihat Kamis, (5/1/2023).
Ia menyarankan tim asuhan Shin Tae-yong dapat bermain ketika lawan timnas Thailand pada laga penyisihan fase grup A Piala AFF 2022. Tim Garuda mampu unggul jumlah tembakan ke arah gawang.
“Kita main saja seperti lawan Thailand, saat itu Thailand hanya mendapat satu on target dengan gol balasan dari Sarach Yooyen. Hanya tujuh tembakan. Kita (Indonesia) ada 10 tembakan dan tiga on target,” ungkap Ropan.
Selain itu, Marc Klok dan kawan-kawan harus dapat memanfaatkan peluang yang dapat dikreasikan menjadi gol. Dari dua pertandingan terakhir, penyelesaian akhir timnas Indonesia selalu buruk.
“Harus bisa memanfaatkan setiap peluang, tidak membuang bola dengan percuma di depan gawang. Banyak peluang tapi tidak menghasilkan gol, penyelesaian akhir yang buruk. Ini lawan Vietnam tidak boleh terjadi,” pesan Ropan.
“Peluang sekecil apa pun harus dihidupkan untuk bisa menjadi gol. Vietnam kualitasnya sama dengan Thailand. Mereka pasti tidak akan bertahan,” sambungnya.
Timnas Indonesia U-19 pernah menahan imbang 0-0 saat lawan timnas Vietnam pada laga perdana Piala AFF 2022 di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Sabtu (2/7/2022) malam WIB. Kala itu, Indonesia lebih banyak bermain bertahan. (dan)
