Korban Tewas Gempa di Turki 28 Ribu Orang, Pencarian Terus Berlanjut

Korban Tewas Gempa di Turki 28 Ribu Orang, Pencarian Terus Berlanjut - gempa turki 1 - www.indopos.co.id

Pemandangan kehancuran di Kahramanmaras, Turki tengah, setelah gempa. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan, jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat di Turki dan Suriah kemungkinan lebih dari dua kali lipat.

Lebih dari 28 ribu orang diketahui tewas setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Senin (6/2/2023) lalu dengan beberapa gempa susulan

Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan terus bertambah bahkan bisa dua kali lipat.

“Saya pikir sulit untuk memperkirakan dengan tepat karena kita perlu berada di bawah reruntuhan, tetapi saya yakin itu akan berlipat ganda atau lebih,” kata Griffiths, selaku Koordinator Bantuan Darurat PBB, seperti dilansir Sky News, Minggu (12/2/2023).
.
Dia memperkirakan puluhan ribu kematian lagi akan terkonfirmasi.

“Ini menakutkan. Ini sangat mengejutkan. Masih banyak korban yang terperangkap di balik tumpukan puing, beberapa dari mereka masih hidup. Kami belum benar-benar menghitung jumlah korban tewas,” ungkapnya.

Dengan memudarnya harapan bagi mereka yang terjebak di bawah reruntuhan di Turki dan Suriah, Griffiths mengatakan upaya penyelamatan sekarang dalam tahap akhir.

“Mereka bilang 72 jam itu golden period (penyelamatan),” ujarnya.

“Tapi baru saja mereka menarik seseorang hidup-hidup satu sampai dua jam yang lalu. Pasti sangat sulit untuk memutuskan kapan menghentikan fase penyelamatan ini dan beralih ke fase berikutnya yang juga akan memiliki masalah,” tuturnya.

Petugas dibantu warga sekitar sedang mengevakuasi seorang anak yang terluka dari puing-puing sebuah bangunan di Suriah. Foto: news.sky.com

Griffiths memuji tanggapan bantuan internasional ke Turki yang membesarkan hati. Namun ada perbedaan mencolok dengan bantuan ke Suriah.

Negara itu telah dilanda perang saudara selama bertahun-tahun dan kecaman atas perlakuan rezim yang berkuasa terhadap rakyatnya, menciptakan kesulitan dalam mendapatkan bantuan ke negara itu.

Badan-badan bantuan kemungkinan akan menghadapi kesulitan untuk mengakses Suriah utara, yang sebagian besar dikendalikan oleh kelompok pemberontak yang memerangi rezim tersebut.

Griffiths mengatakan jauh lebih sulit bagi Suriah untuk mengatasi tragedi ini karena perang yang dialami selama bertahun-tahun.

“Kebenaran yang mengerikan tentang Suriah dari perspektif kemanusiaan adalah bahwa kebutuhan rakyat Suriah tumbuh setiap tahun dan meskipun ada dana yang besar, kami gagal memenuhi kebutuhan tersebut. Akibatnya, orang-orang yang hidup dalam kemiskinan absolut di Suriah tumbuh, sekarang 90% dari populasi,” jelasnya.

Pemimpin kelompok sukarelawan darurat White Helmets mengkritik tanggapan PBB di Suriah, dengan mengatakan daerah yang dikuasai pemberontak belum menerima bantuan apa pun dari organisasi itu sejak gempa.

PBB tidak berwenang untuk memberikan bantuan ke Suriah melalui penyeberangan perbatasan lainnya di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB.

Namun Dewan Keamanan PBB akan terus membahas apakah akan mengizinkannya untuk memberikan bantuan ke daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah melalui lebih dari satu perbatasan Turki. Keputusan akan jatuh tempo minggu depan. (dam)

Exit mobile version