INDOPOS.CO.ID – Proses autopsi jenazah pelaku penambakan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat telah rampung pada, Rabu (3/5/2023). Namun Rumah sakit (RS) Polri Kramat Jati masih perlu mendalami penyebab kematiannya.
Menurut Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Haryanto, pihaknya akan melakukan pemeriksaan laboratorium pada organ tubuh dalam jasad pelaku. Sehingga penyebab kematiannya bisa terungkap.
“Kita masih perlu pendalaman untuk pemeriksaan laboratorium dari organ dalamnya untuk memastikan sebab kematian yang bersangkutan karena apa,” kata Haryanto di Jakarta pada, Rabu (3/5/2023).
Pemeriksaan yang dilakukan melalui patologi anatomi jenazah pelaku penembakan. Meski tidak secara keseluruhan. Hanya tiga organ dalam tubuh yang diperiksa di laboratorium.
“Ada jantung dan paru. Karena itu yang paling bisa menjelaskan penyebab kematian. Jadi ada tiga: yaitu ginjal, paru dan jantung,” ucap Haryanto.
Berdasar keterangan pihak keluarga almarhum, Mustopa (60) pelaku penembakan kantor MUI memiliki riwayat asma dan sakit jantung. Dugaan sementara asma paling besar mempengaruhi kematiannya.
Mustopa sempat tak sadarkan diri ketika diamankan petugas keamanan, setelah menembakan air gun ke pintu kaca belakang Kantor MUI itu.
“Jadi dari patologi anotomi sebenarnya, yang asma yang bisa membunuh itu pengaruhnya. Ya itu nanti pengaruhnya ke jantung dan sebagainya,” imbuh Haryanto.
Sementara hasil autopsi jenazah tersebut harus disampaikan kepada penyidik Polda Metro Jaya. “Iya sudah selesai, tapi hasilnya kita baru bahas nanti ke penyidik nanti yang menyampaikan,” tuturnya.
Kejadian penembakan itu terjadi sekira pukul 11.00 WIB pada Selasa (3/5/2023) kemarin. Akibat peristiwa tersebut ada dua orang terluka dan telah mendapat perawatan di rumah sakit. (dan)