INDOPOS.CO.ID – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono kembali membacakan pidato politik terkait perkembangan politik terkini yang pada Jumat (14/6/2023) malam ini banyak mengkritisi Pemerintahan Jokowi dengan salah satunya menyebut pertumbuhan ekonomi rendah tetapi utang meroket.
AHY mengatakan pertumbuhan ekonomi stagnan selama 9 tahun terakhir. Bahkan, perekonomian tumbuh rendah di bawah janji Jokowi sekitar 7 persen.
“Sementara itu ketika ekonomi tumbuh rendah, yang meroket justru utang kita, baik utang pemerintah maupun BUMN,” kata AHY dalam pidato politik yang disiarkan kanal YouTube Partai Demokrat dan sejumlah stasiun TV swasta.
AHY mengatakan ada pihak yang menjadikan pandemi Covid-19 alasan ekonomi tumbuh rendah. Ia menyebut klaim pihak tersebut hanya separuh benar.
Menurutnya, alasan itu tidak bisa dibenarkan. Ia mengatakan perekonomian Indonesia sudah stagnan sejak periode pertama Jokowi.
“Sebelum pandemi datang, ekonomi kita juga sudah mengalami permasalahan sehingga mesti ada sebab dan faktor yang lain di luar pandemi,” ujarnya
AHY menilai salah satu faktor kemandekan ekonomi adalah salah prioritas pemerintahan Jokowi. Ia mempertanyakan kebijakan Jokowi menggenjot pembangunan infrastruktur saat ekonomi sulit.
“Sulit dimengerti ketika ekonomi menurun, kekuatan fiskal melemah, utang tinggi, pemerintah justru membangun infrastruktur besar-besaran,” ucapnya.
“Apalagi sebagian proyek dan megaproyek itu tidak berdampak langsung pada kehidupan dan kesejahteraan rakyat,” kata AHY menambahkan.
AHY pada awal pidatonya juga menjelaskan alasan mengusung agenda perubahan. Dia menjelaskan bahwa agenda perubahan tak serta merta menihilkan prestasi pemerintahan yang telah dirintis sejak Presiden Sukarno hingga Joko Widodo.
“Sebaliknya kami justru menyampaikan penghargaan kepada pemerintah atas semua kerja kerasnya. Kami yakin presiden Jokowi dan pemerintahannya ingin berbuat yang terbaik,” kata dia.
“Kami mendoakan kelak Presiden Jokowi, bisa mengakhiri masa baktinya dengan baik,” sambungnya.
Tidak hanya persoalan ekonomi dan utang, dalam pidato berdurasi sekira 40 menit ini masih banyak lagi yang dikritisi oleh AHY, diantaranya persoalan iklim demokrasi dan kebijakan para menteri di pemerintahan Jokowi yang memiliki konflik kepentingan dalam bisnisnya. (dil)