GP Ansor: Pernyataan Menag untuk Beri Pendidikan Politik Warga

GP Ansor: Pernyataan Menag untuk Beri Pendidikan Politik Warga - wibowo - www.indopos.co.id

Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor Wibowo Presetyo. Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak masyarakat untuk cerdas dalam memilih calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung Februari 2024. Menag mengingatkan warga bangsa untuk melihat rekam jejak capres dan cawapres.

Pilihan tidak semata didasarkan pada tampilan fisik dan cara berkomunikasi, tapi juga pada rekam jejak kinerjanya serta perhatiannya kepada seluruh warga bangsa di tengah keragaman yang ada.

Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor Wibowo Presetyo menilai pernyataan Menag justru sangat positif dan edukatif. Menag tidak menyebut sosok tapi kriteria, sehingga memancing warga untuk lebih cerdas dalam memilih calon pemimpin bangsa.

“Pernyataan Menteri Agama itu normatif, memberikan pendidikan politik kepada warga negara agar memilih calon pemimpin tidak dari penampilan saja tapi juga dari track record-nya, dari jejak rekamnya,” jelas Wibowo di Jakarta, Minggu (1/10/2023).

“Track record capres dan cawapres sangat penting, terutama rekam jejak dalam penggunaan agama sebagai alat politik. Sebagai Menteri Agama, Gus Men (sapaan karib Menag Yaqut Cholil Qoumas, red) tentu harus menyampaikan hal ini ke publik sebagai pendidikan politik,” sambungnya.

Meski Menag tidak menyebut nama, pernyataan ini direspons oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid. Keduanya menyebut pernyataan Menag sebagai omongan buzzer. Bahkan, Jazil mengatakan pihaknya akan mengambil langkah pendisiplinan.

“Soal pendisiplinan, saya kira itu terlalu reaktif dan arogan. Faktanya, Gus Men sama sekali tidak menyebut nama dalam pernyataannya. Sekali lagi, Gus Men hanya menyebut kriteria dan itu wajar bahkan perlu untuk pendidikan politik,” tegas Wibowo.

Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor Wibowo Presetyo. Foto: Istimewa

Hal senada disampaikan Kepala Detasemen Khusus 99 Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor Nuruzzaman. Menurutnya, respons Muhaimin Iskandar dan Jazilul Fawaid dinilai berlebihan.

“Cak Imin dan Jazil ini politisi baperan. Pernyataan seperti itu memang harus disampaikan Gus Men sebagai Menteri Agama,” tegas Nuruzzaman.

“Kalau jadi politisi baperan mending berhenti saja dari politisi. Mereka berdua juga dapat gaji dari uang rakyat lho. Tugas mereka bukan mem-framing pernyataan Menag tapi harusnya mendukung pernyataannya,” tuturnya.

Menurut pria yang akrab disapa Bib Zaman ini, respons Cak Imin dan Jazil harus dipertanyakan.

“Jangan-jangan mereka berdua baper karena merasa menggunakan agama untuk kepentingan elektoral? Harusnya mereka berdua setuju dengan pernyataan Menteri Agama. Kenapa jadi takut dan baper begitu?” tuturnya. (rmn)

Exit mobile version